Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Identitas dan Nasionalisme Etnis: Efek pada Stabilitas Negara Multikultural

25 Februari 2024   09:45 Diperbarui: 25 Februari 2024   09:54 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Adat di Bali (Sumber: Pixabay.com/Christopher Jayanata )

Nasionalisme etnis, di sisi lain, berkisar pada gagasan bahwa suatu bangsa harus ditentukan oleh warisan etnis atau budaya bersama, seringkali dengan mengesampingkan kelompok lain. 

Meskipun nasionalisme dapat menumbuhkan rasa memiliki dan solidaritas di antara warga negara, nasionalisme etnis cenderung mengutamakan kepentingan satu kelompok dibandingkan kelompok lainnya, sehingga berpotensi meminggirkan komunitas minoritas dan melemahkan kohesi sosial.

Di negara-negara multikultural, kebangkitan nasionalisme etnis dapat meningkatkan ketegangan antarkelompok dan menabur benih perpecahan, terutama ketika para pemimpin politik mengeksploitasi narasi etnosentris demi keuntungan pemilu atau untuk mengkonsolidasikan kekuasaan. 

Mentalitas kita lawan mereka dapat mengikis kepercayaan antar komunitas, mempolarisasi wacana publik, dan melemahkan ikatan yang menyatukan masyarakat yang beragam.

Tantangan terhadap Stabilitas

Persimpangan antara politik identitas dan nasionalisme etnis menimbulkan beberapa tantangan terhadap stabilitas negara multikultural. 

Salah satu kekhawatiran yang paling signifikan adalah potensi konflik dan kekerasan yang timbul dari persaingan dan perselisihan antarkelompok. 

Sejarah penuh dengan contoh konflik etnis yang dipicu oleh semangat nasionalis, yang berujung pada kerusuhan sipil, pengungsian, dan bahkan genosida dalam kasus-kasus ekstrem.

Selain itu, politik berbasis identitas dapat melemahkan legitimasi lembaga dan proses demokrasi, karena para politisi mengeksploitasi perpecahan untuk memajukan agenda mereka sendiri. 

Hal ini dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan menyebabkan kekecewaan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, sehingga melemahkan landasan tata kelola dan akuntabilitas.

Mendorong Tata Kelola yang Inklusif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun