Dalam masyarakat multikultural yang rumit, isu-isu seputar politik identitas dan nasionalisme etnis seringkali memainkan peran penting dalam membentuk lanskap politik dan kohesi sosial.Â
Ketika individu dan kelompok menegaskan identitas budaya, agama, atau etnis mereka dalam kerangka politik nasional, ketegangan dapat muncul, sehingga menimbulkan tantangan terhadap stabilitas dan persatuan berbagai negara.Â
Memahami dampak politik identitas dan nasionalisme etnis sangat penting untuk menumbuhkan masyarakat inklusif dan mendorong hidup berdampingan secara damai dalam konteks multikultural.
Politik identitas mengacu pada mobilisasi dukungan politik berdasarkan karakteristik bersama seperti ras, etnis, gender, agama, atau orientasi seksual.Â
Meskipun gerakan berbasis identitas berperan penting dalam memajukan hak dan kepentingan kelompok marginal, gerakan berbasis identitas juga dapat memperburuk perpecahan dan memicu konflik ketika identitas menjadi penanda utama kesetiaan politik.
Di negara multikultural, politik identitas sering kali bersinggungan dengan perdebatan yang lebih luas mengenai kewarganegaraan, kepemilikan, dan pengakuan budaya.Â
Kelompok minoritas mungkin menganjurkan keterwakilan dan otonomi yang lebih besar, sementara kelompok mayoritas mungkin menganggap tuntutan ini sebagai ancaman terhadap identitas dan hak istimewa mereka.Â
Ketegangan ini dapat terwujud dalam politik pemilu, perdebatan kebijakan, dan gerakan sosial, sehingga membentuk dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat.
Nasionalisme Etnis dan Implikasinya