Mohon tunggu...
Budi Rachman
Budi Rachman Mohon Tunggu... Novelis - Penulis buku, praktisi olahraga, dan penikmat film.

Belajar menulis memaksa saya membaca. Membaca mendorong saya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis: Parasite (2019), Kecemburuan Sosial Membawa Malapetaka

24 April 2020   22:43 Diperbarui: 24 April 2020   22:57 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Film Parasite adalah ilustrasi sempurna bagaimana kita mengukur standar kebahagiaan kita."

Saya akan mulai dengan ucapan selamat kepada  CJ Entertainment, dimana memungkinkan film seperti Bong Joon Ho "The Parasite" dapat diproduksi dan memenangkan Oscar dengan kategori: Best Picture, Best Director, Best Foreign Film dan Best Original Screenplay.

Sebelumnya film ini juga meraih Palme d'Or pada tahun 2019. Kombinasi dua genre yang bertentangan, antara "drama- komedi" pada awal film mengangkat tema kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, dan "thriller" yang ditampilkan pada bagian akhir film disajikan dalam satu film Parasite yang keren dan ciamik. Nggak salah deh jadi pilihan Best Original Screenplay dan Best Director.

Film mengisahkan tentang keluarga Kim yang pengangguran dan kesulitan finansial, lalu memanfaatkan anaknya Ki-woo yang berhasil diterima menjadi guru les anaknya Mr. Park yang kaya raya.

Dari Ki-woo inilah akhirnya membuka peluang 3 anggota keluarga Kim berhasil masuk untuk bekerja, dengan menyingkirkan seorang pembantu rumah tangga dan supir yang sudah ada lebih dulu bekerja sama dengan keluarga Mr.Park.

Film Parasite mengangkat tema yang universal antara keluarga Kim yang miskin dan keluarga Park yang kaya. Kim hidup di apartemen yang berada bawah pemukaan tanah (semi-basement), sempit dan bocor, lebih parah lagi ketika ada scene hujan deras yang menenggelamkan rumah Kim membuat cairan kotor dari sepiteng (septic tank) meluap keluar dari kakusnya.

Pemandangan kontras terjadi ketika Ki-woo masuk ke rumah Mr.Park yang luas, modern, serta lukisan-lukian yang megah menghiasi dinding, yang tidak pernah ada dirumahnya. Kesenjangan ini membuat Ki-woo dan anggota keluarganya ingin merasakan kenikmatan yang sama dengan keluarga Mr.Park.

Namun jalannya bukan melalui memukul tuan rumah dan melakukan perampokan. Siasat licik keluarga Kim masih di dalam jalur etika dan norma, yaitu: masuk melalui lini pekerjaan sebagai guru les, pembantu rumah tangga dan supir -- dengan menyembunyikan identitas masing-masing keluarganya.

Adegan kunci dalam cerita Parasite, dimana keluarga Kim yang beranggotakan 4 orang sebelumnya berhasil menyingkirkan pembantu tetap, Moon-Gwang, dengan tuduhan memiliki penyakit menular, TBC.

Setelah dipecat Moon-Gwang kembali ke rumah Mr.Park dengan agenda tidak terduga, yaitu merawat suaminya Geun-sae yang secara diam-diam tinggal di dalam bunker rumah Mr.Park. Geun-sae memilih meninggalkan kebebasannya demi menyelamatkan diri dari kejaran rentenir.

Moon-Gwang secara tidak sengaja mengetahui bahwa keluarga Kim melakukan konspirasi menyingkirkan dirinya, untuk itu dia berniat membongkar penyamaran mereka kepada keluarga Park. Keluarga Kim juga memiliki senjata yang tidak kalah hebat, mereka bisa saja melaporkan Moon-Gwang dan Geun-sae karena sembunyi secara ilegal.

Dua-duanya bisa saja sepakat untuk diam, tidak saling melapor. Tapi tidak, kedua belah pihak menginginkan semuanya, dan keributan terjadi. Dalam perkelahian, keluarga Kim berhasil menang: Geun-sae diikat, Moon- gwang didorong menuruni tangga hingga kepalanya terbentur ke dinding. Fase ini diakhiri dengan Ki-taek yang mengunci mereka di dalam bunker sehingga tidak bisa keluar.

Dari sinilah keluarga Kim mulai cemas karena khawatir penyamaran mereka terbongkar. Terlebih lagi Ki-Woo, dia berniat menikahi Da-Hye tercinta, namun sejenak dia memikirkan ulang dengan status sosialnya yang timpang, membuat kecemasannya memuncak ketika menyadari dua orang di bunker cepat atau lambat akan menghancurkan mimpinya.

Bukan hanya itu saja, harapan keluarganya yang memiliki mata pencaharian bekerja di tempat keluarga Park juga akan terancam. Untuk itu dia memutuskan untuk membunuh Geun-sae dan Moon-Gwang. Niat itu membawa dia masuk ke dalam bunker, tiba-tiba keadaan berbalik, Geun-sae lebih dulu menyergapnya dan melempar kepala Ki-woo dengan batu besar hingga sekarat.

Kesempatan itu membuat Geun-sae keluar dari bunker - mengambil pisau berniat membunuh semua keluarga Kim, dengan penuh amarah dia membunuh Ki-jeong yang pertama kali dia lihat. Chung-sook melihat kejadian itu pada gilirannya menusuk dan membunuh Geun-sae.

Pembahasan yang paling menarik dalam film Parasite, menurut saya, adalah mengenai kritik sosial. Dari sudut pandang psikologi, film Parasite merupakan kritik sosial dan ilustrasi tentang standar kebahagiaan.

Menakar Standar Kebahagiaan

Kemungkinan ketidakpuasan manusia dipicu bukan hanya oleh kemiskinan, penyakit korupsi, dan penindasan politik, melainkan juga pengetahuan mengenai standar apa yang kita lihat setiap hari melalui layar televisi, film, Facebook dan papan reklame raksasa.

Keluarga Kim sebelumnya pengangguran -- dan tidak memiliki uang cash untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Secara logika, standar kebahagiaan keluarga Kim bisa mereka dapatkan dengan bekerja dan memiliki uang cash. Namun standar itu meningkat ketika Kim membandingkan dengan standar kehidupan keluarga Park.

Maka dari itu keluarga Kim ingin menikmati fasilitas yang dimiliki oleh keluarga Park. Hal ini di pertegas lagi dengan keinginan Ki-woo yang ingin menikahi Da-Hye. Rasa cintanya membawa dia ingin menghabisi Moon-Gwang dan Geun-sae untuk tutup mulut soal status sosialnya.

Bukankah kita juga seperti itu? Kita tidak lagi mengukur kebahagiaan kita dengan nenek moyang kita. Jaman dulu, nenek moyang kita berpeluang jauh lebih besar mati akibat kelaparan dan penyakit epidemi.

Sekarang setiap warga negara tidak ada lagi yang mati akibat kelaparan karena stok kebutuhan makanan selalu ada di pasar dan di supermarket, begitu juga dengan layanan kesehatan, setiap epidemi yang muncul akan selalu bisa ditangkal oleh tim medis yang memadai di setiap daerah.

Namun kita tidak sedang membandingkan diri kita dengan nenek moyang kita, melainkan dengan apa yang kita lihat di layar televisi, film dan facebook. Saat ini kita lebih banyak menuntut kuota internet, gaya hidup dan listrik, dibandingkan memperdebatkan bagaimana kita makan dan bagaimana menghadapi penyakit epidemi.

brilio.net
brilio.net
Pertarungan Para Benalu

Parasite juga mengkiritik kepedulian Park terhadap para pekerjanya. Bagi Park, hubungan mereka dengan para pembantunya hanyalah hubungan pekerjaan dan uang. Tidak peduli bagi Park bagaimana mereka hidup dan apa yang mereka rasakan, sejauh pembantunya itu menunjukan hal yang baik-baik saja, dia tidak akan ambil pusing.

Namun apa yang terlihat itu di permukaan saja, jika kita melihat jauh lebih dalam baik keluarga Kim dan keluarga Moon-Gwang jauh lebih mengerikan. Mereka saling sikut untuk mendapat tempat bersama keluarga Park. Dua kelompok kelas pekerja ini saling mengetahui rahasia satu-sama lain, sehingga ada rasa takut jika identitasnya terbongkar.

Bayang-bayang pemecatan sudah ada di depan mata, lebih jauh lagi bisa saja keluarga Park memperkarakan mereka ke kepolisian. Sehingga satu-satunya cara adalah dengan mengeliminasi salah satunya. Tidak bisa antar benalu hidup dalam inang yang sama: mereka akan saling memakan.

Sekarang lihatlah diri anda, di mana tempat anda bekerja. Apakah HRD memperdulikan kehidupan anda? Apakah bos anda abai terhadap persaingan yang ketat antar karyawannya?

Jika perusahaan anda hanya memperdulikan masalah manfaat dan hubungan profesional, tanpa mau terlibat lebih jauh mengenai individu- individu karyawan serta potensi-potensi yang mungkin muncul akibat persaingan antar mereka, maka bisa dipastikan semuanya akan rubuh.

END

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun