Mohon tunggu...
Budi Rachman
Budi Rachman Mohon Tunggu... Novelis - Penulis buku, praktisi olahraga, dan penikmat film.

Belajar menulis memaksa saya membaca. Membaca mendorong saya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis: Parasite (2019), Kecemburuan Sosial Membawa Malapetaka

24 April 2020   22:43 Diperbarui: 24 April 2020   22:57 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang setiap warga negara tidak ada lagi yang mati akibat kelaparan karena stok kebutuhan makanan selalu ada di pasar dan di supermarket, begitu juga dengan layanan kesehatan, setiap epidemi yang muncul akan selalu bisa ditangkal oleh tim medis yang memadai di setiap daerah.

Namun kita tidak sedang membandingkan diri kita dengan nenek moyang kita, melainkan dengan apa yang kita lihat di layar televisi, film dan facebook. Saat ini kita lebih banyak menuntut kuota internet, gaya hidup dan listrik, dibandingkan memperdebatkan bagaimana kita makan dan bagaimana menghadapi penyakit epidemi.

brilio.net
brilio.net
Pertarungan Para Benalu

Parasite juga mengkiritik kepedulian Park terhadap para pekerjanya. Bagi Park, hubungan mereka dengan para pembantunya hanyalah hubungan pekerjaan dan uang. Tidak peduli bagi Park bagaimana mereka hidup dan apa yang mereka rasakan, sejauh pembantunya itu menunjukan hal yang baik-baik saja, dia tidak akan ambil pusing.

Namun apa yang terlihat itu di permukaan saja, jika kita melihat jauh lebih dalam baik keluarga Kim dan keluarga Moon-Gwang jauh lebih mengerikan. Mereka saling sikut untuk mendapat tempat bersama keluarga Park. Dua kelompok kelas pekerja ini saling mengetahui rahasia satu-sama lain, sehingga ada rasa takut jika identitasnya terbongkar.

Bayang-bayang pemecatan sudah ada di depan mata, lebih jauh lagi bisa saja keluarga Park memperkarakan mereka ke kepolisian. Sehingga satu-satunya cara adalah dengan mengeliminasi salah satunya. Tidak bisa antar benalu hidup dalam inang yang sama: mereka akan saling memakan.

Sekarang lihatlah diri anda, di mana tempat anda bekerja. Apakah HRD memperdulikan kehidupan anda? Apakah bos anda abai terhadap persaingan yang ketat antar karyawannya?

Jika perusahaan anda hanya memperdulikan masalah manfaat dan hubungan profesional, tanpa mau terlibat lebih jauh mengenai individu- individu karyawan serta potensi-potensi yang mungkin muncul akibat persaingan antar mereka, maka bisa dipastikan semuanya akan rubuh.

END

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun