AsalamualaikumÂ
Salam hangat dan salam rindu, untukmu penyemangat dan penggugah semangat agar saya dapat terus berkarya dalam kondisi dan keadaan apa pun. Engkau telah mampu menggoreskan penamu dalam hati ini sehingga itu membuat saya tidak mampu berkata apa-apa. Itu pula yang terus mendorong untuk beraksi atau berbuat sesuai dengan identitasmu, berdasarkan pada tuntutanmu agar saya menuangkan pikiran dan perasaan ini pada karya-kaya yang berupa tulisan. Saat itu engkau telah mampu menghipnotis diri ini yang mengakibatkan ingin rasanya berada dalam panutanmu untuk terus dan terus menulis.Â
Tuntutan itu pun sering kali berdatangan, rutinitas menulis seakan mengalami kepudaran yang tidak terjalin secara harmonis lagi seperti sedia kala. Namun, karena ada sebuah ikatan yang sudah mengikat keras, justru saya tidak mengalami daya apa pun. Saya sangat bangga di sisi lain bahwa ingin rasanya saya terus bersamamu dan mengaplikasikanmu dalam kehidupan sehari-hari yang saya jalani baik suka dan duka.Â
Hari ini dengan perasaan yang paling dalam, ingin rasanya bersamamu untuk terus menyelamimu sampai kebahagiaan itu dapat diraih di depan mata bersamamu. Saya ingin mendengar dan merasakan, bagaimana kabarmu hari ini. Apakah engkau baik-baik saja, apakah engkau tidak bosan-bosannya ingin bersama dan mengantarkan pada kebahagiaan berdasarkan pada petunjuk dan ekspresimu yang bahkan sangat saya kagumi?
Semoga rantai-rantai hubungan kita akan tetap abadi selamanya. Saya mengenalmu dan engkau mengenalkan juga pada masa yang akan datang. Bahwasanya waktu itu akan banyak cerita yang akan terukir tentang kamu dan saya.Â
Semoga engkau masih ingat tentang kenangan yang sudah lalu-lalu, seperti kondisi saya yang saat ini tak bisa melupakanmu dan sangat berharap untuk tidak melupakanmu. Saya menyadari bahwa saya bukanlah yang terbaik dari sekian banyak yang ingin mengenalmu dan ingin menyelamimu. Tentu mereka punya cara masing-masing untuk memercayakanmu dan memperkenalkanmu pada dunia yang sekarang dan masa yang akan datang nantinya.Â
Walaupun begitu, saya tetap berusaha menyelamimu sampai akhirnya dapat bersamamu dan engkau dapat mengantarkan saya pada masa yang sangat bahagia. Saya ingin memberikan kebermanfaatan pada lingkungan, pada banyak orang, pada alam ini berdasarkan pada langkah dan hasil kerjamu.Â
Saya tidak habis pikir bahwa kondisi yang sekarang ini saya sangat ingin menyelamimu, padahal itu sangah jauh berbeda dari sebelumnya. Kondisi itu seakan berputar 360 derajat. Engkau pasti ingat, dengan sadisnya saya tidak habis pikir telah melontarkan kata-kata yang tidak bermoral sama sekali. Waktu itu saya masih berada di bangku sekolah, masa di mana keadaaan menegangkan dan tidak mampu berbuat banyak hal.Â
Kondisi demikian jelas sangat berbeda yang sekarang ini. Saya bahkan tidak sadar, kenapa saya ingin mengenalmu lebih dalam saat ini. Dulu, mungkin saya adalah salah satu orang yang pernah membencimu, membenci itu bukan berarti engkau ada kesalahan pada diriku. Waktu itu juga tidak ada minat dan hobi ingin mengenalmu, yang membuat hati ini bahkan sulit mengenalmu. Saya bahkan ingin menjauhimu saat itu. Tunggu dulu, itu hanyalah masa lalu.Â
Satu kata lagi, saya masih ingat dan pernah berkata bahwa "salah satu pelajaran yang sangat saya tidak suka di sekolah adalah pelajaran bahasa Indonesia, apalagi kalau guru sekolah menyuruh membuat puisi, membuat karangan ataupun menulis sesuatu". Seandainya engkau dapat membalas narasi tersebut, mungkin engkau akan berkata "saya tidak akan mungkin mengenalmu sampai kiamat pun terjadi".
Rasanya memang aneh, tetapi apakah ini yang dinamakan benci jadi cinta? Saya sangat sadar hari ini bahwa memang ada perubahan terbesar dalam diri saya, ada sebuah dialektika masa lalu antara tesa dan antitesa sehingga saya dapat merasakan sintesanya saat ini.Â
Hari demi hari telah berlalu saya rasakan. Perlahan ada dorongan untuk mengenalmu dan mengubah persepsi ini tentangmu, hingga akhirnya kondisi sekarang saya tidak pernah tenang kalau tidak berada dalam genggamanmu.Â
Saat ini engkau dapat mengantarkan saya pada kebahagiaan menurut pribadi saya sendiri. Engkau mampu memberikan dan membuka paradigma baru untuk dapat berpikir secara objektif dan kritis terhadap problem yang terjadi. Engkau dapat memperkenalkan diriku pada berbagai jejaring berdasarkan pikiran yang saya utara, tetapi itu adalah berkat karyamu.Â
Apabila kita tetap bersatu, engkau dapat mengabadikan diri ini pada sejarah dan peradaban. Saya teringat dengan sahabatmu yang sangat saya kagumi, beliau adalah sosok panutan dan sangat ingin seperti dia berdasarkan cara saya sendiri dengan bersamamu. Beliau berkata bahwa "orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis ia akan hilang dalam sejarah dan peradaban", Pramoedya Ananta Toer.Â
Saat ini saya sangat bangga atas apa yang terjadi pada diri. Biarlah masa lalu itu menjadi kenangan dan menjadi spion untuk saya melangkah ke depan. Hari-hari ini saya sangat ingin sekali menebarkan kebermanfaatan berdasarkan pada cara dan tuntutanmu. Perlahan, tetapi pasti, semua akan berubah dan akan ada keajaiban yang tidak disangka-sangka. Saya bersyukur engkau mampu menjadi partner dalam hidup saya sekarang, menjadi teman hiburan dalam waktu-waktu saya. Akhirnya, ada yang menobatkan saya sebagai seorang penulis meskipun saya hanyalah penulis pemula dan akan kalah jago dengan sahabat-sahabatmu yang lain.Â
Saya sangat yakin dan percaya bahwa akan ada mutiara yang menantikan kita. Masa bersamamu akan ada jasa yang abadi, kalau kita tetap konsisten terus berkarya dan bekerja sekuat tenaga. Perjuangan tidak akan ada yang sia-sia, dan yang sia-sia hanyalah waktu yang kita pergunakan hanya untuk hal-hal tidak bermanfaat.Â
Akan tetapi selagi semangat ini masih konsisten untuk terus-menerus ingin menyelamimu, cerita kebahagiaan pun akan saya dapatkan dan itu adalah sumbangsih besarmu. Biarlah dunia sendiri yang akan menceritakan nantinya, apa yang telah kita torehkan bersama akan berupa karya dan memiliki kebermanfaatan yang sangat luas.Â
Permohonan maaf ingin saya sampaikan sedalam-dalamnya, kalaupun selama ini saya belum bisa menjadi yang terbaik. Segala kesalahan baik itu disengaja maupun tidak saya menyampaikan permohonan maaf. Juga ketika ada kata-kata yang kurang berkenan, sekali lagi mohon maaf.Â
Selanjutnya, saya sampaikan banyak terima kasih yang selama ini. Berkat dirimulah sehingga hati ini dapat menemukan kesenangan dan kebanggaannya sendiri. Engkau telah mampu membawa saya pada dunia baru, yang kemudian nantinya akan dapat berdialektika terhadap lingkungan dan dapat berkontribusi di dalamnya.Â
Semoga satu napas ini tetap mengikat dan tidak pernah pudar, melainkan terus bercahaya untuk menerangi semua yang ada di sekitar. Harapannya, meskipun ada bidang-bidang lain yang juga saya tekuni, kita mestinya terus menyatu dan bersama dalam menebarkan kebermanfaatan sesuai dengan cara kita bersama.Â
Ungkapan surat cinta ini dibuat di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Hari Rabu, 04 November 2020.
Salam dari saya penulis (Budi), tidak ada yang mustahil, semuanya butuh perjuangan dan kerja keras. Jika jasad saya sudah tidak ada lagi, saya berharap engkaulah penyambungnya untuk masa yang akan datang, engkau akan membuktikan bahwa sebenarnya saya juga pernah ada berdasarkan cara saya sendiri atas ekspresimu.Â
Sekian.Â
Wasalam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H