“Ngebor, ngebor, ngebor” jawaban Trump ketika ditanya program riilnya untuk mewujudkan janji untuk mengakhiri inflasi dan menggerakkan ekonomi.
Program ngebor atau pengeboran minyak dikaitkan dengan pemahaman Trump bahwa tingginya inflasi dipicu oleh harga energi yang tidak terkendali. Oleh karena itu pengeboran akan menurunkan biaya energi.
Mengakhiri inflasi adalah bagian dari rencana kerja atau misi ke-2, Presiden Trump, yaitu menggerakkan ekonomi, pajak, dan tarif. Dalam misi ini Trump berusaha membalas budi kepada mitra bisnis atau kroni yang telah mendukungnya. Yang paling mencolok adalah pemotongan pajak.
Trump mengusulkan sejumlah pemotongan pajak senilai triliunan, termasuk melanjutkan pemotongan pajak tahun 2017. Pemotongan pajak ini pada umumnya sangat menguntungkan orang-orang kaya.
Trump merencanakan pengenaan tarif baru minimal 10% untuk sebagian besar barang dari luar negeri. Dan impor dari Tiongkok dapat dikenakan tarif tambahan sebesar 60%.
Dampak pengenaan tarif tersebut dapat menaikkan harga bagi masyarakat biasa. Konsumen yang mengalihkan pilihan ke barang produksi dalam negeri akan meningkatkan keuntungan produsen-prpdusen besar.
Harry Potter dan The Godfather
Rencana kerja Presiden Trump ada tujuh misi dan dapat diasosiasikan sebagai sapta cita. Rencana kerja Presiden Jokowi ada Sembilan dan dinamai nawa cita, Dibanding Presiden Joko Widodo, misi Presiden AS Donald Trump minus dua. Skornya sembilan melawan tujuh.
Namun, jika dilihat dari dari cita rasanya, program-program pak Jokowi bernuansa romantik-fantastik. Misalnya, kereta cepat Jakarta Bandung whoosh, atau pengembangan destinasi wisata super prioritas New Bali.
Fantatik, sebagai jenis film artinya, yang melibatkan elemen dan aksi bernuansa magis dan dunia fantasi. Contohnya: Harry Potter.
Cita rasa program kerja paman Donald termasuk dalam genre thriller, yang menyajikan ketegangan dan kekerasan atau action. Mengisahkan situasi kehidupan nyata yang diberi bumbu emosi cinta, pengkianatan dan dendam. Contohnya: The Godfather.
Jika dikelompokkan misi Preiden Donald Trump ada dua, yaitu balas budi dan balas dendam. Misi yang satu, harus hati-hati untuk menyebut ingkar janji.
- Dendam
Misi balas dendam ada di misi ke-7 yaitu pecat penasihat khusus Jack Smith.
"Dalam waktu dua detik" setelah menjabat Trump telah berjanji untuk memecat jaksa veteran yang memimpin dua penyelidikan kriminal terhadapnya. Demikian disampaikan dalam pidato menyambut kemenangannya.
Dakwaan atas Trump, antara lain dugaan upaya untuk membatalkan pemilu 2020, dan atas dugaan kesalahan penanganan dokumen rahasia. Atas dakwaan ini, Trump akan menjadi presiden pertama yang pernah dihukum karena tindak pidana, setelah dinyatakan bersalah memalsukan catatan bisnis.
Ancaman pemecatan diarahkan kepada penasihat khusus atau Special Counsel Jack Smith. Penasihat khusus (juga disebut jaksa penuntut khusus atau penasihat independen) adalah pengacara yang ditunjuk oleh Departemen Kehakiman (DOJ) untuk menyelidiki dan menuntut kasus pelanggaran hukum tertentu.
Kasus-kasus hukum dimaksud, mungkin melibatkan individu-individu penting atau isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan konflik kepentingan bagi jaksa penuntut umum.
Deportasi migran ilegal
Pada misi ke-1, Trump menjanjikan deportasi massal migran tak berdokumen atau illegal. Janji ini dikumandangkan sejak masa kampanye,
Juga berjanji untuk menyelesaikan pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko yang dimulai selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden.
Deportasi imigran illegal, terus didengungkan sejak jauh sebelum kampanye. Tim kampanye Trump, membuat framing bahwa kaum migram sunber segala masalah di AS. Mulai dari permasalahan meninkatnya angka kriminalitas, pengangguran, hingga tingginya sewa rumah.
Isu ini sering dibantah, tidak berdasar dan tidak masuk nalar. Namun, Trump bergeming karena dianggap mampu menarik dukungan, Isu migran illegal ini dengan sengaja dibumbui dengan mempertanyakan kebangsaan lawan politik.
Misalnya, Trump terus menerus mempertanyakan warna kulit Kemala Haris, hitam atau coklat. Misalnya, sambil bergurau dalam beberapa unggahan Trump: "Apa warna kulit Harris bisa berubah, dulu coklat dan sekarang hitam"?.
Bahkan Trump dengan tidak ada segannya menyebut presiden Barack Obama sebagai muslim kelahiran Indonesia.
Balas Budi
Misi ke-6, adalah balas budi kepada pendukung garis keras, berupa pemberian pengampunan kepada beberapa perusuh 6 Januari.
Pada 6 Januari 2021, para pendukung garis keras Trump menyerbu gedung Capitol di Washington DC dalam upaya untuk menggagalkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan umum 2020.
Trump dituduh sebagai pemicu kerusuhan dan kekerasan, yang berujung pad beberapa kematian. Trump membantah, dengan mengecilkan arti kerusuhan sebagai emosi yang tak terkendali.
Bahkan menyatakan bahwa sebagai tahanan politik. Oleh karena itu Trump berjanji akan "membebaskan".
Akhiri perang Ukraina
Pada misi ke-4, akhiri perang Ukraina didasarkan, keinginan Trump agar AS melepaskan diri dari konflik luar negeri secara umum, karena konflik tersebut merusak iklim bisnis.
Secara taxonomy, kebijakan luar negeri Trump tergolong isolasionis dan ingin melepaskan diri dari konflik di antah brantah, maksudnya di luar tanah AS.
"Dalam waktu 24 jam konflik Ukraina Rusia harus diakhiri". Demikian disampaikan Trump dalam berbagai kesempatan. Seraya mengkritik puluhan miliar dolar yang dihabiskan oleh AS untuk mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.
Trum berjanji untuk menjadi mediator penghentian perang melalui kesepakatan yang dinegosiasikan. Namun kubu partai Demokrat mengatakan langkah itu cenderung mengakomadai proposal damai versi Rusia, sehingga akan membuat Presiden Vladimir Putin semakin berani.
Hasrat mengakhiri perang juga di Gaza, demikian pesan yang ditangkap oleh warga muslim di AS. Tangkapan pesan ini antara lain yang membuahkan kemenangan Trum di Pensilpania, Dimana banyak bermukin penduduk muslim. Demikian dikabarkan CNBC bertajuk: Alasan Kenapa Muslim Amerika Pilih Trump Dibanding Kemala di Pemilu AS.
Ingkar Janji Aborsi
Dalam pidato kemenangannya, Trump berjanji akan memerintah dengan semboyan sederhana: "Janji dibuat, janji ditepati. Kami akan menepati janji kami."
Selama kampanye Trump sejatinya belum memberikan pesan atau sikap yang pasti atau konsisten tentang aborsi. Oleh karena itu pada misi ke-5 bahwa tidak ada larangan aborsi, belum dapat disebut ingkar janji.
Sementara beberapa pendukungnya terlanjur meyakini, Trump tidak akan menandatangani undang-undang larangan aborsi nasional. Atau mendukung penetapan regulasi anti aborsi.
Keyakinan ini sejatinya telah berhasil menarik dukungan suara dari kelompok-kelompok pemeluk agama puritan atau ortodok.
Keyakinan bahwa Trump anti aborsi, didasarkan apda fakta bahwa masa jabatan pertama sebagai presiden, Trump telah mengangkat hakim-hakim Mahkamah Agung berhaluan konservatif, yang pada tahun 2022, telah membatalkan hak konstitusional untuk aborsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H