Mohon tunggu...
Budyana
Budyana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Sepanjang Hayat

Hoby: Calistung Kepribadian : introvert Konten favorite:politik sosial ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Nasib Kelas Menengah Magelang: di Kabupaten Jaya, di Kota Menderita

21 Oktober 2024   17:43 Diperbarui: 21 Oktober 2024   18:07 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diolah dari data BPS Pusat dan BPS Prov. Jateng

Di tengah badai menurunnya persentase kelas menengah, Kabupaten Magelang tetap jaya karena mampu mencatatkan kenikmatan ekonomi sebesar 37,8 persen. Dibangdikan Prov. Jateng yang menorehkan angka 36,18 persen, dan rekor angka nasional 35,3 persen. Kota Magelang, yang hanya mampu mencatatkan kenikmatan ekonomi sebesar 34,62 persen, paling menderita.

Secara nasional, jumlah kelas menengah dalam 5 tahun (2019-2014) turun 9,5 juta (Kompas 9 Oktober 2024). Sementara koran CNN menyampaikan fakta anjloknya persentase kelas menengah,  dimana pada 2019 yang mencapai 21,45 persen, pada 2023 berkurang menjadi sebesar 17,44 persen.

Fakta anjloknya persentase kelas menengah mendapat tanggapan sangat luas. Baik tanggapan resmi dari pemerintah maupun dari akademisi secara ilmiah. Tanggapan resmi antara lain dari Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Keuangan, Kantor Staf Presiden (KSP) hingga Menteri Perdagangan.  

Sementara dari kalangan akademisi, Profesor M Khotib Basri dari Universitas Indonesia menuangkan tanggapan dalam kolom Kompas, bertajuk Kelas Menengah: Dari Zona Nyaman ke Zona Makan.

Demikian gambaran berkurangnya kelas menengah dalam skala nasional, bagaimana kondisi Kabupaten Magelang dan Kota Magelang, selengkapnya?

Menurut BPS sebagaimana dikutip https://www.bbc.com/indonesia, kelas menengah adalah yang mempunyai pengeluaran perkapita/bulan 3,5 hingga 17 kali dari garis kemiskinan (GK).

Dalam penerapannya, karena GK Kabupaten Magelang pada tahun 2023 ditetapkan Rp.411.129,00 maka yang masuk kategori kelas menengah adalah memiliki pengeluaran minimum Rp.1.438.951,50.

Karena GK Kota Magelang pada tahun 2023 ditetapkan Rp.604.794,00 maka yang masuk kategori kelas menengah adalah memiliki pengeluaran minimum Rp.2.116.779,00.

Selain kelas menengah, BPS juga melakukan klasifikasi ekonomi masyarakat lainnya. Disebut miskin atau kelas terendah jika pengeluaran kurang dari garis kwmiskinan (GK).  Rentan miskin jika pengeluaran 1,0 -- 1,5 kali GK. Calon kelas menengah jika pengeluaran 1,5 -- 3,5 kali GK. Kelas atas jika pengeluaran lebih dari kali GK. Jadi, terdapat 5 kelas.

Namun karena data terklasifikasi dalam lima kelas tahun 2019 -2023, dalam pencarian secara daring (online) belum ditemukan, dalam tulisan ini digunakan data yang terklasifikasi dalam tiga kelas.

Data dimaksud adalah Tabel Distribusi Pengeluaran Berdasarkan Kriteria Bank Dunia (Persen) yang dapat diunduh di laman BPS Prov. Jateng. Dan dari hasil pencarian di laman BPS Pusat: Tabel Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan Indeks Gini, 2010-2023.

Tabel ini menjelaskan  berapa persen PDRB (produk domestik regional bruto) yang dinikmati oleh warga masyarakat, kelas bawah (kurang mampu), kelas menengah dan kelas atas (paling kaya). Sesuai kebutuhan, dalam kesempatan ini disajikan dalam yang kelas tengah saja.

Secara nasional sesuai grafis, garis merah hati  terlihat bahwa antara tahun 2019 hingga 2023 terjadi penurunan penikmatan/pangsa kelas menengah terhadap PDRB dari 36.8% menjadi 35,3%.

Di Prov. Jateng (garis kuning) penurunan pangsa kelas menengah dari terjadi antara tahun 2020 hingga 2022, semula 37.75% menjadi 35,71%. Pada tahun 2023 telah pemulihan (recovery) menjadi 36,18. Namun pemulihan ini lebih rendah dari capaian tahun 2019 sebesar 37,63%.

Sementara di Kab. Magelang (garis merah) terjadi penurunan pangsa kelas menengah terhadap PDRB antara tahun  2019 hingga 2021 dari 36.75% menjadi 35,89%. Namun, pada tahun 2022 hingga 2023 telah terjadi pemulihan (recovery) kembali. Dimana, capaian tahun 2023 sebesar 37,28% lebih tinggi dari tahun dasar 2019.

Sementara di Kota Magelang (garis biru) terjadi penurunan pangsa kelas menengah terhadap PDRB antara tahun  2019 hingga 2021 dari 37.38% menjadi 32,91%. Namun, pada tahun 2022 hingga 2023 telah terjadi pemulihan (recovery) kembali. Dimana, capaian tahun 2023 sebesar 34,62% lebih rendah dari tahun dasar 2019.

Secara umum sesuai data,  telah terjadi penurunan pangsa penikmatan ekonomi kelas menengah dalam skala  nasional, provinsi, kabupaten dan kota. Namun, baik provinsi, kabupaten maupun kota telah mengalami pemulihan pada tahun 2023.

Secara khusus Kab. Magelang mengalami pemulihan tercepat sehingga dibandingkan tahun dasar 2019, capaian tahun 2023 lebih tinggi, sebesar 37,28%. Sementara di Kota Magelang walaupun telah mengalami pemulihan, namun  capaian pemulihannya dalam penikmatan ekonomi daerah, tahun 2023 sebesar  34,62% paling rendah, atau paling besar deritanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun