Saya mencoba memposisikan diri sebagai pejabat negara, anggaplah menteri. Saya paham sulit rasanya mereformasi sistem yang harus selalu berjalan dan tidak bisa berhenti sama sekali. Sementara, sistem yang ada ingin kita rombak besar-besaran, ingin kita susun ulang, ingin kita reorganisasi total sesuai dengan kaidah yang seharusnya, katakanlah sistem pemilu dan sistem pendidikan.Â
Saya berpendapat bahwa sistem pendidikan sulit untuk kita reorganisasi total karena sistem tersebut harus terus berjalan. Tidak mungkin ada siswa yang jeda tidak sekolah, guru tidak mendapat menghasilan karena reformasi sistem. Sama halnya seperti pemilu dan pemerintahan, semuanya harus terus berjalan apapun yang terjadi sehingga keduanya hanya diperbaiki / disempurnakan secara perlahan-lahan.
Hingga akhir 2019, kita mendengar kabar bahwa adanya virus Corona di Cina yang sampai saat ini menggemparkan dunia. Saya sempat menyayangkan ketika banyak pihak yang seolah meremehkan penyebaran virus ini di awal tahun 2020 sampai akhirnya negeri kita ikut terpapar.Â
Kalau saja kita lebih cekatan menyiapkan plan di awal dan berbagai protokol seandainya virus corona masuk ke Indonesia, mungkin tidak akan seperti sekarang ini, ucap saya setiap hari dalam batin ketika melihat konferensi pers di kantor BNPB.Â
Saya paham bahwa mengambil keputusan ditengah pandemi ini bukan perkara mudah, apalagi ketika melihat wawancara Najwa dengan Presiden yang berdasarkan argumennya sangat mempertimbangkan secara matang meski ada beberapa anggota pejabatnya yang bersikap egosektoral.Â
Kalau saja saat itu tidak diremehkan, mungkin pemerintah akan lebih memiliki power untuk mengambil tindakan tergas terhadap masyarakat yang masih membandel sekarang ini. Akan tetapi sudahlah, kita kesampingkan penyesalan itu. Sekarang waktunya kita untuk bahu membahu untuk membebaskan negeri ini dari pandemi.
Kembali kepada judul saya, selain dari sisi pandang kesehatan, adanya wabah ini harus dimanfaatkan untuk mereorganisasi ulang, merevisi, menyusun ulang tata kelola di semua bidang, terutama pendidikan yang saat ini sedang dalam masa "istirahat" sehingga ketika pandemi ini berakhir, negara kita sudah memiliki grand plan dan protokol dalam semua bidang, perbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu agar Indonesia dapat betul-betul menuju Indonesia Emas 2045 dan tidak hanya sekedar angan-angan
Saya juga tergelitik dengan #reformasidikorupsi pada 2019 lalu, jika memang niat pemerintah baik untuk memperbaiki hukum dan tata kelola di berbagai bidang, buka akses publik dan mahasiswa mengenai draft yang disusun. berikan kesempatan kepada publik selama pandemi ini untuk membaca, mengkritisi, dan memberi masukan mengenai draft rancangan kebijakan yang sudah pemerintah susun dengan sebutan omnibus law itu sehingga publik tidak lagi termakan hoax yang tersebar di berbagai sosial media dan tidak lagi terprovokasi oleh informasi yang sepotong-sepotong.
Kesimpulannya, selain serius dalam menyelesaikan pandemi ini, sembari kita bersama menyusun ulang tata kelola negara ini sehingga ketika pandemi ini selesai, kita bisa segera bangkit kembali. Hormat saya untuk tenaga medis, kalian adalah pejuang yang luar biasa, hormat saya untuk pejabat yang betul-betul serius menghadapi pandemi ini, dan hormat saya untuk seluruh masyarakat yang betul-betul nurut #dirumahaja untuk meredam pandemi ini. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H