Mohon tunggu...
Budiman Djoko Said
Budiman Djoko Said Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan, Reasearcher

Researcher

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Model Diplomasi Maritim yang Kooperatif, Siapa Takut?

31 Mei 2024   15:18 Diperbarui: 31 Mei 2024   15:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Djoko Said, B (2024)

Pak Christian kapabel membedakan ketiga komponen itu berbasis kepentingan dalam "goals" atau alternatif lain bisa terbangun kemungkinan relasi dari dua (2) komponen format diplomasi terbawah namun memiliki relasi kuat dengan Soft power/influence Building (sebagai alternatif model yang dikembangkan). Christian benar-benar menghindari isu yang melibatkan diplomasi koersif. Mengulang singkat dan menekankan konsep diplomasi koersif adalah...strategy berbasis menakut-nakuti....seorang actor (salah satu yang bertikai) mengejar capain kepentingan nasional yang vital dengan mengawinkan diplomasi dengan cara cara militer. Apapun juga model yang dibuatnya cukup menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi secara umum dalam bingkai diplomasi di-domain maritim. Komponen terakhir format diplomasi adalah operasi gabungan keamanan Maritim. Patut menjadi catatan bahwa operasi maritim (saja) yang disebut oleh negara Barat (NATO) adalah operasi yang dilaksanakan di-domain maritim dengan inti kekuatan adalah kekuatan kerasnya yakni Angkatan Laut..tidak lagi menggunakan definisi tradisional sebagai operasi laut. Model ini tidak mengembangkan model kedalam realita yang lebih keras lagi yakni diplomasi maritim yang koersif.  Belajar dari model pak Christian ini---model yang mungkin dikembangkan negara negara ASEAN dengan kekuatan keamanan maritim yang kapabel (maritime security). Model berikut barangkali bisa ditawarkan sebagai solusi yang bisa saja dijadikan thema untuk dikembangkan sebagai model dasar dalam khasanah ilmu pertahanan maritim (Maritime Defence) dan keamanan didomain maritim (MarSec).  

Model diplomasi dinamik

Gambaran bawah mencoba merealisasikan bagaimana diplomasi Maritim bisa dikerjakan di-domain Maritim, khususnya zona Laut China selatan.

Source: Djoko Said, B (2024)
Source: Djoko Said, B (2024)

Berangkat dari kegiatan diplomasi Maritim (Maritime Diplomacy) melaksanaakn kegiatan paling sederhana menuju terciptanya komponen "goals" yakni Building Cooperative. Bisa dilaksanakan dengan dua opsi yakni mandiri (RI) dan pilihan kedua (2) adalah gabungan dengan satu atau dua atau tiga dan semua negara ASEAN dan China sebagai mitra dalam berdiplomasi. Bila sudah terbangun kekuatan kooperatif untuk mengajak CHINA kedalamnya. Apapun alternatif yang bisa dikerjakan, setidaknya RI bisa menggandeng China melaksanakan Joint MarSec Opts khususnya kekuatan Maritime Security (China Coast Guard), melalui pendekatan dilapangan yakni Joint Maritime Security dan diyakini akan terbangun pengaruh dan kepercayaan melalui operasi HA/DR atau menggabungkan komponen  format diplomasi ciptaan Christian Le Miere seperti Joint Exercise, Training, Class (pelajaran dikelas, tur wisata, dll) baik realitas maupun simulasi didarat maupun dilaut. Harapannya kepercayaan dan pengaruh awal ini akan memudahkan berjalannya Ops Gabungan Keamanan Maritim antara dua negara (syukur syukur bisa semua negara ASEAN).  Sasarannya operasi gabungan ini adalah kapabel memitigasi NTS. Mungkin akan sulit mengajak operasi gabungan ini dalam tingkat realita dilapangan, mengingat hampir pasti kapal kapal ikan China (CMM) dan kapal ikan China yang sesungguhnya akan menjauh dari zona operasi gabungan. Keberhasilan diplomasi Maritim yang luar biasa dengan terlaksananya operasi gabungan keamanan maritim ini sehingga tahap ini dijadikan patokan (bench-mark) mengukur keberhaslan model. Konsekuensinya diplomasi yang terosktesra akan ditekankan pada tahap ini, yakni hadirnya diplomasi oleh instrument kekuatan politik luar negeri diplomasi ekonomi & perdagangan bahkan instrumen militer yakni TNI-AL dan TNI-AU. Bila berjalan lancar, maka tahapan ini terevaluasi dan dilakukan perbaikan teknik dan prosedur diplomasi Martim (langkah ke-2). Dalam simpul diplomasi maritim apa yang terjadi sebelumnya akan menjadi bahan evaluasi dan penilaian (kuantitatif) untuk mengukur tingkat keberhasilan model ini. Evaluasi sangat penting mengingat operasi diplomasi tentu saja akan didukung dengan biaya besar, tentunya public akan mempertanyakan sebandingkah hasil atau produk model ini dengan besarnya pengeluaran (konsekuensi) biaya yang sudah berjalan? Evaluasi sebenarnya 

adalah suatu langkah ulang atau iterasi untuk memperoleh suatu gagasan baru yang merupakan perbaikan gagasan lama dan berujung pada suatu harapan ditemukannya model (tiruan) yang benar benar kapabel menirukan problema dunia nyata. Selanjutnya langkah kedua ini akan menampilkan langkah ketiga yakni program baru (new program) pelaksanaan operasi gabungan keamanan maritim yang baru (langkah ke-4), bila meragukan bisa saja dilakukan iterasi lagi untuk kembali kelangkah 3 untuk dievaluasi ulang. Sebaliknya kalau bagus langsung dijalankan program memitigasi NTS kemudian lakukan evaluasi sesuai langkah ke-5 dan ke-6, lakukan lagi operasi memitigasi NTS, lakukan siklus jalannya model ini berulang kali, sambil menjalankan diplomasi mengajak kooperasi dan berlatih menghadapi ancaman Tradisional. Program yang terakhir ini akan melibatkan kekuatan Angkatan Laut, bisa saja dengan alternatif gabungan dengan kekuatan keamanan Maritim yakni masing masing Coast Guard. Tren gabungan semua kekuatan keamanan Maritim ini nampaknya sudah menggejala di-negara - negara Barat, bisa saja saja dikarenakan  tuntutan effisiensi aset yang digunakan.

Saran

Model dinamik yang ditawarkan bisa saja diperbaiki dengan gambaran gambaran yang diperkaya ulang mulai dari dari ide dasar sampai ke langkah ke-4 sesuai algoritma SSM (soft system methodology) Peter Checkland (tidak digambarkan) yang akan menampilkan model sebagai produk didunia virtual guna menirukan problema di-dunia nyata (yang sulit ditirukan). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun