Mohon tunggu...
Budi Budiman
Budi Budiman Mohon Tunggu... Insinyur - Forest Officer

Abdi Negara Kementerian LHK

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membersamai Kelompok Tani: Kenapa Mesti SL?

24 Januari 2022   08:24 Diperbarui: 24 Januari 2022   09:38 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: Praktek pembuatan cuka kayu (wood vinegar)

Berbeda sedikit dengan fasilitator SL, kader SL berasal dari anggota masyarakat itu sendiri namun memiliki keunggulan dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Guna kader SL ini adalah untuk memandu ketika kelompok kecil melakukan praktek pendalaman materi secara mandiri (PMM).

SL dilakukan beberapa kali pertemun besar yang disertai dengan beberapa pendalaman materi mandiri. Pada pertemuan besar, seluruh peserta SL hadir untuk mendengarkan materi disertai praktek.

Selanjutnya peserta tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Pada kelompok kecil inilah dilakukan praktek mandiri. Mempraktekan apa yang diperoleh di pertemuan besar. Hasil praktek kemudian dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya, dan dibandingkan dengan hasil praktek kelompok kecil lainnya. Begitu seterusnya sampai beberapa pertemuan yang direncanakan.

Dokumentasi pribadi: Praktek pembuatan cuka kayu (wood vinegar)
Dokumentasi pribadi: Praktek pembuatan cuka kayu (wood vinegar)
Praktek biasanya dilakukan dalam suatu tempat yang biasa disebut plot demonstrasi (Demplot). Disitulah peserta SL mencari dan menemukan fakta serta menganalisisnya secara mandiri. Kesimpulan dari analisis itu yang dibawa dalam diskusi pada pertemuan besar.

Karena peserta SL mayoritas berusia dewasa maka pendekatannya pun berbeda. Yang dipakai adalah ilmu pendidikan orang dewasa (POD) yang lebih menekankan andragogi bukan pedagogi. Lebih fokus belajar dari si pembelajar bukan fokus pada kegiatan mengajar dari guru. Tak heran jika John Holt pernah berujar "The biggest enemy to learning is the talking teacher". Bahwa musuh terbesar dalam proses belajar adalah guru/fasilitator yang banyak omong.

Dokumentasi pribadi: Dinamika kelompok dalam Sekolah Lapangan
Dokumentasi pribadi: Dinamika kelompok dalam Sekolah Lapangan
Oleh karenanya pembukaan kegiatan SL dilakukan dengan membangun dinamika kelompok dengan permainan, pantun, jokes (candaan), nyanyian penyemangat, yel-yel, dan lain-lain. Peserta SL pun diberi kesempatan untuk melaksanakan kunjungan lapangan (field trip) untuk studi banding atau magang terkait topik SL. Pada tahap akhir SL pun bisa dilakukan temu lapangan (field day) untuk memamerkan hasil sekolah lapangan kepada khalayak. Jadi jelas ya kenapa saya kukuh pendirian bahwa Sekolah Lapangan adalah metode penyuluhan yang sangat cocok diterapkan. 

Seperti apakah penerapan metode Sekolah Lapangan pada pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam di KTH Sukamekar? saya akan sambung di tulisan berikutnya ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun