Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Daya Tarik dan Daya Tolak

14 Desember 2017   13:22 Diperbarui: 14 Desember 2017   21:06 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jadi merenung sendiri. Bener juga ya? Memuji adalah perbuatan sederhana yang sering orang pelit memberikannya. Padahal gak ada faktor untung-rugi di dalamnya. Pilih kata pujian apa aja, terserah! Semuanya gratis, kok. Misalnya kalo kita liat temen kita sering pake baju biru, kita bisa mengatakan, "Lo suka warna biru, ya? Biru emang keren! Pas banget buat elo."

Gampang, kan? Tapi lebih sering yang kita denger gak gitu. Kita lebih sering mendengar komentar, "Semua baju lu biru semua, ya? Sampe robek dan nodanya kok bisa sama sih tempatnya?" Hehehehe...

Atau ada temen yang pake sepatu baru, lalu ada rekannya yang bilang, "Wah sepatu baru, ya? Kenalan dulu dong.." Habis ngomong gitu, dia menginjak-injak sepatu baru temannya. Emang sih maksudnya becanda tapi saya yakin perbuatan seperti itu adalah ekspresi dari daya tolak kita.

Loh? Daya tolak? Apa lagi itu?

Jadi begini. Kita tentunya akrab dengan istilah "daya tarik". Kita pastinya ingin menemukan daya tarik kita lalu memaksimalkannya agar bisa disukai dalam komunitas kita berada. Kita semua paham soal itu.

Namun kita tidak boleh lupa pada yin dan yang atau hukum keseimbangan. Kalo ada daya tarik tentunya juga ada daya tolak. Daya tarik adalah enerji yang akan menarik perhatian orang di sekeliling kita. Daya tolak adalah sesuatu di dalam diri yang membuat orang menjauhi kita. Nah, pernah gak kita memikirkan daya tolak kita?

Suka memuji itu adalah daya tarik. Suka memaki adalah daya tolak. Tapi yang namanya manusia itu ternyata bener-bener complicated. Semua orang pengen punya daya tarik tapi ogah memuji. Semua orang gak ingin punya daya tolak tapi makian demi makian tetep dilontarkan.

Ada orang bijak berkata, "Memang gak mudah ternyata menjadi orang bijak." Saya setuju. Jangankan jadi orang bijak, definisi orang bijak aja saya sendiri masih kurang paham. Pernah saya bertanya pada Ibu saya, "Apa sih definisi orang bijak itu?"

"Kalo ada bisul besar di ujung hidung temanmu dan kamu tidak komentar...nah berarti kamu sudah tergolong orang bijak," jawab ibu saya seraya tersenyum.

Hahahahaha...! Omongan ibu saya kedengarannya sepele tapi saya tau itu susah dilakukan. Kalo ngeliat temen kita bisulan kayak gitu pasti otomatis saya akan nyeletuk tanpa berpikir, "Idung lo udah kayak hotel aja bisa bertingkat begitu." Hahahahaha....!!! Oups! Ternyata daya tolak saya besar sekali. 

Kembali ke acara team building, selama 3 hari dua malam kami digembleng tentang bagaimana berpikir positif dan membangun teamwork yang kompak. Intinya, secara umum kami puas sekali dengan programnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun