Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Daya Tarik dan Daya Tolak

14 Desember 2017   13:22 Diperbarui: 14 Desember 2017   21:06 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Coba kalian lihat perbandingan jawaban ini. Cuma 16% yang menjawab positif. 84% memberi jawaban negatif," kata Si Instruktur.

Kali ini semua diam menunggu arah pembicaraan Sang Instruktur.

"Padahal saya bertanya secara umum. 'Apa yang kalian ingat dari MACS909'. Saya tidak bertanya apakah kejelekan-kejelekan MACS909 tapi toh kalian lebih fokus ke hal yang negatif dalam menjawab."

Semua orang terdiam.

"Tapi memang begitulah sifat manusia secara umum. Kita lebih sering bersikap negatif daripada positif. Kita cenderung lebih suka mencela daripada memuji.

"Ah, masak, sih? Saya gak percaya pendapat itu," tukas seseorang.

Mendengar celetukan itu, Sang Instruktur tidak menjawab. Dia mengambil kertas dan membagikannya pada seluruh peserta.

"Saya kasih waktu 5 menit. Tugas kalian adalah cari kata makian lalu tuliskan di kertas. Berapa banyak yang kamu temukan?"

Hadirin mengangguk tanda mengerti.

"Setelah itu coba cari kata pujian kemudian tulis juga di kertas. Berapa banyak yang ditemukan? Lalu bandingkan jumlahnya dengan kata makian."

Semua orang langsung bekerja. Dan believe it or not, ternyata beneran loh. Gak ada satu pun yang berhasil mengumpulkan kata pujian lebih banyak. Astaghfirullah! Ternyata memang jauh lebih gampang nyari kata makian daripada kata pujian. Aneh banget! Kita tau bahwa semua orang seneng dipuji. Kita juga tau bahwa semua orang gak suka kalo dimaki. Lalu kenapa kata makian yang berenerji negatif lebih sering keluar dari mulut kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun