Sapardi Djoko Damono adalah dosen UI sekaligus penyair kondang di negeri ini. Saya merasa akan banyak keuntungan apabila Sapardi juga menyumbang tulisan di bukunya Pepeng. Minta Sapardi menulis pasti sama sekali ga susah, karena dia orangnya baik banget. Apalagi salah seorang penulis buku itu adalah Reda yang juga adalah sahabat dari isterinya Sapardi.
"Oh Reda udah minta Sapardi buat nulis. Tapi Reda menghubungi isterinya bukan Pak Sapardinya."
"Terus apa kata Sapardi?"
"Belum ada jawaban Jek. Sibuk kali dia."
"Okay kalo gitu gue coba kontak Sapardi langsung ya? Gue lumayan sering WA-an juga sama dia."
"Wah alhamdulillah banget kalo lo mau bantu. Thanks Jek."
Minimal seminggu dua kali, kami WA-an lagi. Pembicaraan hampir selalu tentang bukunya yang akan segera diterbitkan. Pepeng ternyata sangat excited terhadap jabang bukunya itu. Maklum kan buku pertama. Dia banyak bertanya tentang pengalaman saya bikin buku bersama penerbit dan menulis buku indie, alias tanpa penerbit. Dia terus membandingkan untung ruginya, apakah mau menerbitkan buku sendiri atau melalui Gramedia.
"Jek, ada kabar gembira?" Suatu malam dia ngeWA saya lagi.
"Kabar gembira apa Jek?"
"Gramedia udah OK mau nerbitin buku gue."
"Wuiiih keren! Selamat...selamat!"