"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al Hujurat [49]: 13).
Menurut Hurlock, penyesuaian sosial di lingkungan sekolah terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kemampuan dalam melakukan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah pada remaja akan tercipta hubungan yang harmonis.
Apabila remaja tidak mampu akan mengakibatkan ketidakpuasan pada diri sendiri karena merasa dikucilkan dan mempunyai sikap-sikap menolak diri. Akibatnya remaja tidak mengalami saat-saat yang menggembirakan seperti yang dinikmati oleh teman-teman sebayanya.[4]
3. Kebutuhan Mandiri
Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri. Ia ingin bebas dari perlakuan orang tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan mereka yang menurut mereka bisa diatasi sendiri. Walaupun satu waktu mereka masih menginginkan bantuan orang tua.
Banyak orang tua yang sangat memperhatikan dan membatasi sikap, perilaku dan tindakan-tindakan remaja. Hal ini membuat remaja merasa tidak dipercayai dan dihargai oleh orang tua mereka, sehingga muncul menolak dan terkadang memberontak.
Maka kebutuhan ini harus terpenuhi dalam diri anak selama tidak melanggar batasan dalam agama seperti pelanggaran dengan lawan jenis. Rasulullah saw. bersabda,
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
"Perintahlah anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) saat mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur di antara mereka." (HR Abu Daud).
4. Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan untuk hidup mandiri dapat membuat peserta didik giat untuk mengejar prestasi.
Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat dengan perlakuan yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
Selama prestasi yang ingin dicapai tersebut dalam ranah positif maka harus didukung. Allah telah memerintahkan dalam firmanNya,
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah [2]: 148)