"Yups.... bentul sekali...."
Tak sampai 200 langkah kami telah berada di rimbunan rumput diatas pusara dua makam.
"Wawwww... banyak rumputnya Beh..."Aku raih jelatar jelatar rumput dengan tanganku, pikiranku melayang, betapa tidak rumput ini, dua bulan sudah menutupi pusara kedua orang tuaku. Aku jadi malu sama diriku sendiri, menangis sedih, mengingat betapa perjuangan beliau untuk anak-anaknya, tak sebanding dengan dengan hanya perawatan pusaranya... Maafkan aku Tuhan...
"Pah... banyak orang yach..." telunjuknya mengarah ke utara, sekitar delapan depa, ada dua belas lelaki, sepertinya sedang menggali kubur... nampak jelas percakapan mereka.
"Kemarin si Juned hilang motor beat putih"
"Nya hoooh, motor ditaro di luar terus, walau dikunci tetap saja dicolong orang"
"Si Sakmad kan baru keluar penjara.."
"Tah budak eta... baru keluar penjara, sudah maling motor"
"Mungkin/meureun bukan si Sakmad yang ngambil.., sekarang kan awewena dagang sorabi dan sayuran, jadi dia ngantar magang/belanja ka pasar sayur Pabuaran.."
Dua orang lelaki dengan cangkul gagang pendek sekitar dua hasta, tetap sibuk mengali lubang satu kaki dua meter, sementara yang lain santai melihatnya, sambil sesekali menghisap rokok dan menikmati jaburan/camilan dari keluarga.
"Jihhhh... hooh nya magang teh jam tilu/tiga Shubuh... baruk/cenah/infonya tadi pagi orang Pabuaran pulang dari magang jatuh samping mobil  travel yang di derek di Ciledug, lalakinya jatuh ke kanan, awewena jatuh ke kiri dan kepalanya terseret mobil travel..."