Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cuma 3 PTN Masuk Peringkat Publikasi Ilmiah Bergengsi

10 Februari 2012   17:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:48 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendikbud tetap tegar mempertahankan kebijakan publikasi makalah di jurnal ilmiah sebagai syarat lulus dari Perguruan Tinggi. Walau menuai kontroversi, kebijakan yang ditandatangani oleh bawahannya – yakni Dirjen Dikti Djoko Santoso -tetap diberlakukan. Malah Mendikbud menegaskan kembali tiga tujuan yang melatarbelakanginya, yakni menumbuhkan budaya menulis, perspektif (pengembangan dan penyebaran) keilmuan, serta meminimalkan plagiat. Tidak ada yang patut dipertanyakan soal tujuan tersebut. Kita semua pasti mendukungnya.

Kali ini saya tidak membahas polemik antara kubu pro dan kontra, namun menelisik redaksi surat edarannya. Bukan tentang bahasa atau maknanya, bukan pula mempertanyakan penyebutan Malaysia yang dijadikan  benchmark. Saya lebih tertarik dengan data jumlah publikasi yang tertulis dalam surat edaran Dirjen Dikti. Dari manakah Dikti mendapatkan sumber datanya? Kita lihat kembali alinea pertama pada surat edaran tersebut:

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada saat sekarang ini jumlah karya ilmiah dari Perguruan Tinggi Indonesia secara total masih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, hanya sekitar sepertujuh.

Ya, menurut dirjen Dikti, hanya sepertujuh dari Malaysia saja! Namun, berapa jumlah karya ilmiah yang sesungguhnya? 10, 100, atau ribuan makalah kah? Dari mana Dikti dapat datanya hingga menyatakan: “hanya sekitar sepertujuh“? Bagaimana posisi Perguruan Tinggi Indonesia di bandingkan perguruan tinggi di dunia?

Saya coba melihat-lihat kembali Scimago Institution Ranking (SIR) yang didukung oleh Scopus, sebuah lembaga yang dianggap pengindeks publikasi ilmiah bermutu, atau katanya paling bergengsi. Scimago merilis peringkat institusi di seluruh dunia berdasarkan jumlah publikasi ilmiah. Pemeringkatan dilakukan setiap tahun, dan baru dua edisi yang telah dirilis ke publik, yakni tahun 2010 dan 2011.

Pada edisi 2011, SIR mencakup 3042 lembaga Riset- termasuk 2010 Perguruan Tinggi (PT) – di dunia. Jumlah institusi tersebut mendominasi 80% karya ilmiah yang terindeks oleh basis data Elsevier’s Scopus. Pemeringkatan menggunakan 6 indikator yaitu: Output, International Collaboration, Normalized Impact, High Quality Publications, Specialization Index, dan Excellence Rate. Metodologi selengkapnya dapat dilihat di websitenya di sini.

Siapa Jawara Dunia? Seperti dugaan, peringkat dunia didominasi oleh institusi di tiga wilayah, yakni Amerika Utara, Eropa, dan Asia Timur, termasuk China. [caption id="attachment_160366" align="alignnone" width="646" caption="Tiga wilayah yang mendominasi publikasi ilmiah bergengsi (Sumber gambar: Scimago Institution Rankings)"][/caption]

Tiga besar dunia diduduki oleh lembaga riset yang dimiliki oleh pemerintah China, Perancis, dan Rusia. Amerika Serikat masih mendominasi sebagai negara dengan jumlah institusi terbanyak yang masuk peringkat dunia, yakni 498 lembaga, diikuti China dengan 285 lembaga. Hanya empat perguruan tinggi yang masuk sepuluh besar dunia. Berikut peringkat World Top Ten:

  1. Chinese Academy of Sciences (China)
  2. Centre National de la Recherche Scientifique (Perancis)
  3. Russian Academy of Sciences (Rusia)
  4. Harvard University (Amerika Serikat)
  5. Max Planck Gesellschaft (Jerman)
  6. University of Tokyo (Jepang)
  7. National Institutes of Health United States (Amerika Serikat)
  8. University of Toronto (Kanada)
  9. Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (Spanyol)
  10. Johns Hopkins University (Amerika Serikat)

Siapa Raja Asia? Setelah China dengan 285 lembaga, Jepang menjadi negara penyumbang lembaga terbanyak kedua di Asia dengan 176 lembaga, disusul oleh India dengan 111 lembaga, Korea dengan 76 lembaga, dan Taiwan dengan 68 lembaga. Berikut peringkat sepuluh besar di Asia:

  1. Chinese Academy of Sciences (China)
  2. University of Tokyo (Jepang)
  3. Tsinghua University (China)
  4. Zhejiang University (China)
  5. Kyoto University (Jepang)
  6. Shanghai Jiao Tong University (China)
  7. Osaka University (Jepang)
  8. Tohoku University (Jepang)
  9. Peking University (China)
  10. Harbin Institute of Technology (China)

Di mana Perguruan Tinggi Indonesia? Dari 3042 yang masuk peringkat SIR 2011, hanya tiga kampus dari Indonesia, yaitu UI peringkat 2451, ITB peringkat 2466, dan UGM peringkat 2944. Jumlah tersebut memang sangat mengenaskan dibandingkan dengan jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia yang sudah melampaui 3000 kampus. Indonesia masih kalah dengan Thailand yang menyertakan 16 lembaga, Malaysia dengan 14 lembaga, dan Singapura dengan 13 Lembaga. Indonesia hanya setara dengan Vietnam yang juga menyertakan tiga lembaganya, dan masih di atas Filipina dengan 2 Lembaga. Bahkan, tiga PTN tersebut  tidak masuk tiga puluh besar di wilayah ASEAN. Berikut peringkat Top Ten ASEAN:

  1. National University of Singapore
  2. Nanyang Technological University
  3. Agency for Science, Technology and Research Singapore
  4. Chulalongkorn University
  5. Mahidol University
  6. University of Malaya
  7. Science University of Malaysia
  8. Putra University
  9. National University of Malaysia
  10. Chiang Mai University

*****

Hmm, Saya belum berhasil menghubungkan data peringkat tersebut dengan pernyataan: "Sepertujuh dari Malaysia". Dari manakah gerangan Dikti memperoleh sumber datanya? Sekarang mari kita tengok Scimago Journal and Country Rank. Indonesia mungkin masih bermimpi untuk masuk World Top Ten yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

[caption id="attachment_160371" align="alignnone" width="641" caption="Sepuluh besar dunia versi Scimago Journal and Country Rank 2011"]

1328891626523948908
1328891626523948908
[/caption]

Alhamdulillah Indonesia menempati peringkat 64 dari 236 negara, masih di bawah Thailand pada posisi 42 dan Malaysia pada posisi 43.  Malaysia telah mempunyai 55211 artikel, sedangkan Indonesia sebanyak 13047 artikel.

[caption id="attachment_160372" align="alignnone" width="641" caption="Peringkat Indonesia versus Malaysia versi Scimago Journal and Country Rank 2011"]

1328891716876077318
1328891716876077318
[/caption]

13047 dibagi 55211 masih lebih besar dari sepertujuh. Atau, jangan-jangan Indonesia mulai mendekati Malaysia. Data tersebut diakses pada tanggal 10 Februari 2012. Jumlah dokumen dari Indonesia per tanggal 22 Oktober 2011 dapat dilihat pada tulisan sebelumnya berjudul: Karya Ilmiah Indonesia Masih Jauh dari Bulan. Saat itu, Indonesia menempati peringkat 65, sedangkan Thailand dan Malaysia tetap pada posisi 42 dan 43. Dalam kurun waktu hampir empat bulan, jumlah artikel ilmiahnya pun bertambah 176 artikel. Ada kemajuan kan?  Lalu, dari mana dan kapan Dirjen Dikti mengutip data acuan tersebut hingga mengatakan: "Sepertujuh", ada yang tahu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun