Mohon tunggu...
BUDI FEBRIYANTO
BUDI FEBRIYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik di salah satu lembaga pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

DIKLAT WAWASAN KEBHINEKAAN GLOBAL (WKG) UNIVERSITAS NEGERI MALANG PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1 TAHUN 2023

11 Januari 2024   14:53 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:15 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada topik yang kedua ini masih disampaikan oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.Pd beliau memberikan pertanyaan pemantik menanyakan kepada peseta “Apakah Anda berasal dari keluarga yang beragam sukunya? Jika ya, bagaimana keragaman itu bisa bersatu dalam harmoni?”, kemudian salah satu peserta menjawab “Ya, saya memiliki latar belakang keluarga yang bergam, ayah saya berasal dari suku Jawa dan Ibu saya berasal dari suku Sunda dan semua itu dipersatukan oleh rasa cinta keluarga.” Lalu Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp.,M.Pd selaku fasilitator menjelaskan materipada topik 2 ini tentang Negeri Penuh Harmoni yaitu adalah negara Indonesia kita tercinta Dimana negara Indonesia ini terdiri dari 38 Provinsi, 16.771 pulau, 1.340 suku, dan 715 bahasa daerah yang menjadikan negara Indonesia merupakan negara yang besar akan keberagaman.

Selanjutnya, peserta diklat diajak bermain sebuah games Dunia Suku. Peserta diklat dibuat menjadi 4 kelompok suku, ada suku Mushi, suku Sombo, suku Goopi dan suku Bobo, setiap suku memiliki misi yang harus dicapai. Tapi dalam melaksanakan games ini mengalami banyak rintangan Dimana masing-masing suku menggunakan Bahasa daerahnya maing-masing dalam berkomunikasi untuk memenuhi tujuannya, kemudiannya juga ada salah satu suku yang diskriminatif pada suku lain yang mengakibatnya sulit mencapai tujuan. Dari games ini kami belajar tentang pentingnya penggunaan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia dan jangan saling membeda-bedakan suku, bangsa atau ras. Pengunaan Bahasa Indonesia ini menjadi lebih mudah dalam elakukan interaksi antara suku yang satu dengan yang lain dan setiap orang pasti memiliki bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kemudian materi dilanjutkan dengan mengenalkan makna toleransi murah dan toleransi mahal. Toleransi murah merupakan sikap tidak saling mengganggu, tapi juga tidak saling membantu atau dikenal dengan toeransi pasif. Sedangkan toleransi mahal merupakan sikap toleran terhadap yang berbeda yang sampai mengorbankan jiwa untuk sebuah sikap toleran. Indonesia merupakan negara yang beragam untuk itu perlu adanya rasa toleransi dalam praktiknya kehidupan di Masyarakat berikut adalah perilaku toleransi di Masyarakat. Pulau Seram, Maluku. Wilayah tersebut merupakan satu-satunya tempat di Maluku yang tidak terkena kerusuhan (1999-2004). Kepala Sekolah SMPN 2 Sawai saat itumengumpulkan warga sekitar dan mengucapkan Hapwama, yang berarti semua saling menggendong, alias semua adalah saudara tanpa melihat agama. Ketika ada kaum Nasrani dari luar wilayah dating menghasut, warga Sawai yang Kristen lah yang mengusirnya. Begitu pula Ketika ada kaum Muslim yang dating menghasut, warga Sawai yang Muslim lah yang mengusirnya.

Untuk menjaga keutuhan NKRI perlu adanya komitmen bangsa dalam bersikap toleransi untuk menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak terciptanya berbagai macam konflik sosial.

https://bit.ly/WKG_Daring, dokpri
https://bit.ly/WKG_Daring, dokpri

Topik 3 : Damai Mulai dari Diri

Pada topik yang ketiga ini di fasilitatori oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes, materi ini dimulai dengan mengenalkan masing-masing diri dengan maju satu per satudi depan kelas. Karena sejatinya setiap manusia memiliki identitas, ada yang didapat sejak lahir tidak dapat diubah dan ada juga yang di dapat selama proses kehidupan dan dapat diubah. Selain memperkenalkan diri, peserta juga menjelaskan kekurangan dan kelebihan dirinya. Dari setiap peserta yang maju memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda. Dari hal yang berbeda ini setiap manusia pastinya harus saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki standar dirinya masing-masing gunakan standar diri dalam bertindak, jangan berkaca dari standar orang lain. Karena setiap standar itu berbeda-beda, sesuai tempat dan waktu. Belajar welas asih terhadap diri atau mencintai diri sendiri. Menyadari bahwa sejatinya setiap diri memiliki kekurangan dan kelebihan, maka cobalah Berdamai dengan diri sendiri. Artinya keadaan menerima semua hal yang ada di dalam diri dan kehidupan kita, mulai dari kelebihan, kekurangan, luka batin, bahkan kesalahan yang kita buat di masa lalu. Dengan begitu, kita diharapkan bisa menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.

https://bit.ly/WKG_Daring, dokpri
https://bit.ly/WKG_Daring, dokpri

Topik 4 : Sekolahku yang Bhineka

Pada topik yang keempat ini Bapak Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes mengajak peserta diklat membuat kreasi games yang dapat di mainkan secara berkelompok mengenai keberagaman dan kebhinekaan. Kemudian masing masing kelompok mempraktikkan games tersebut dengan mengajak kelompok lain sebagai peserta dalam games tersebut. Dari semua kelompok telah menampilkan games yang dibuat dan sangat beragam serta inovasi pembuatan games ini dilakukan bertujuan untuk melatih kebersamaan dan kolaboratif, mengembangkan inovasi pembelajaran dengan games yang nantinya bisa digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas. Seluruh peserta sangat antusias dalam mempraktikkan games yang di buat.

Selanjutnya materi menjelaskan tentang keadaan setiap murid yang duduk di kelas adalah unik. Mereka memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda-beda. Dari keberagaman yang sederhana tersebut sebagai seorang guru kita harus Memberikan pemahaman kepada murid agar memiliki sikap toleransi selalu terhadap keberagman yang ada. Implementasi toleransi di sekolah bisa berupa budaya kelas, budaya sekolah dan kegiatan murid. Selain itu, seorang guru perlu memperkuat budaya sekolah dengan aktivitas kebhinekaan. Contohnya seperti, olahraga, permainan, seni budaya dan agama atau melalui media komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun