Pada Rabu, 10 Januari 2024, Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang diadakan oleh Kemendikbudristek yang digelar secara luring bertempat di Gedung Kuliah Bersama A20 Universitas Negeri Malang. Acara ini dihadiri oleh 19 orang peserta diklat dari 20 orang Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I Tahun 2023 Bidang Studi Pekerjaan Sosial Kelas 001. Dalam diklat ini, ada beberapa topik menarik yang disajikan oleh pemateri Bapak Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes dan Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.Pd, yang akan mengupas tuntas tentang pentingnya memahami keberagaman budaya dan menciptakan lingkungan pendidikan yang harmoni dan damai.
Program diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) merupakan salah satu dari rangkaian yang dilakukan oleh mahasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 tahun 2023 di lingkungan LPTK Universitas Negeri Malang. Kegiatan diklat ini dilaksanakan bertujuan untuk menambah value dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa PPG mengenai: 1) Konsepsi toleransi, bentuk-bentuk pelanggaran intoleransi di dunia Pendidikan, serta serta penegahannya dengan pendekatan penanaman pronsip dan nilai moderasi dan program kebhinekaan di sekolah; 2) Mempromosikan nilai-nilai kebhinekaan (moderasi) baik di sekolah maupun di ruang pembelajaran; 3) Serta menambah pengalaman kebhinekaan dan mampu merefleksikan dalam konteks sekolah. Ada 5 topik yang akan dibahas dalam kegiatan diklat Wawasan Kebhinekaan Global di LPTK Universitas Negeri Malang, yaitu:
Topik 1 : Dunia yang Berwarna
Pada topik yang pertama ini disampaikan oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.Pd selaku fasilitator pemateri, beliau menyampaikan bahwa dunia SangT indah ini dihuni oleh kurang lebih 7.7 miliar manusia dengan warna kulit, rambut dan Bahasa yang berbeda-beda. Terdapat 5 benua mulai dari Asia, Eropa, Amerika, Afrika dan benua Australia dan kurang lebih ada 197 negara yang mendiaminya. Keragaman ini merupakan takdir dari Tuhan Yang Maha Esa, keragaman atau perbedaan ada supaya antara yang berbeda bisa saling berjumpa dan menyapa, saling belajar dan bertanya, saling melengkapi satu dengan yang lainnya, untuk berkolaborasi memakmurkan dunia.
Keberagaman juga terlihat dari budaya, suku, adat istiadat dari setiap benua, contohnya dari benua Asia terdapat suku mongoloid, suku melayu suku Dravida, dan suku kulit putih. Lalu di benua Eropa terdapat suku Nor, suku Alpen, dan suku Mediteran. Kemudian di benua Afrika terdapat suku Negro, suku Khoisan dan suku kulit putih. Dan yang terakhir di benua Australia ada suku Aborigin. Keberagaman menjadi salah satu identitas bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Keberagaman menjadikan interaksi di Masyarakat berjalan dinamis. Lalu keberagaman juga akan membuat manusia menjadi lebih pintar. Pertanyaan ini dilontarkan oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.Pd kepada peserta diklat, “bagaimana keragaman membuat kita menjadi lebih pintar?” Kemudian salah satu peserta dikat menjawab dengan bervariasi seperti “Keberagaman jika dibawa kedalam suatu forum diskusi akan membawakan lebih banyak informasi, perspektif baru dan novasi baru yang berbeda-beda antara individu yang satu denga yang lain”. “Ya, tepat seklai dengan adanya keberagaman ini kita jadi lebih paham mengenai sesuatu hal dari sudut pandang yang berbeda disini akan melahirkan pemikiran yang berkembang dan menambah wawasan kalian” ujar Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.Pd.
Dalam sebuah keberagaman perlu adanya rasa toleransi antara suku, bangsa, agama, etnis dan ras yang lainnya, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang aman, nyaman, damai tanpa adanya diskriminasi dari keberagaman tersebut. Bayangkan jika di dunia ini tidak adanya rasa toleransi antara keberagaman pastinya akan menimbulkan banyak sekali konflik perpecahan. Berikut adalah tantangan yang terjadi di dunia global dalam bertoleransi antar keberagaman:
- Di Eropa banyak orang merasa terancam oleh para pendatang, kaum imigran yang membuat warga asli merasa terancam atas pekerjaan, terutama terancam atas imigran muslim.
- Ratusan ribu orang Rohingya meninggalkan negaranya menuju perbatasan Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari serangan ekstrimis penganut Budha yang di dukung oleh pasukan Myanmar.
- Di Prancis, penerbitan Karikatur Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo yang kemudian berlanjut dengan polemic, serta menimbulkan aksi dan rekasi yang beberapa minggu terakhir menimbilkan korban jiwa.
Dari timbulnya tantanga tersebut muncullah sebuah solusi untuk penyemaian nilai-nilai toleransi dalam konteks global. Ciptakan sebuah kompetisi yang positif scara global dan uatlah karya yang mampu bersaing dengan bansa lain agar mereka mengetahui bahwa kit aini memiliki Value yang berharga. Untuk mencapainya kesuksesan tersebut pada abad ke 21 ini berikut kunci sukses untuk menghadapi abad 21, yaitu: 1) Memiliki Kreatifitas tinggi; 2) Memiliki komunikasi yang baik; 3) Mampu bernalar kritis; 4) Mampu berkolaborasi.
Topik 2 : Negeri Penuh Harmoni