Mohon tunggu...
Budi Chaerudin
Budi Chaerudin Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan di bidang Teknik Ketenaga Listrikan dan Energi

Saat ini saya bekerja sebagai Konsultan di bidang Teknik Ketenaga Listrikan dan Energi, sejak tahun 2016. Saya pernah berkerja di PT PLN (persero) pada Direktorat Perencanaan sejak 1985 sampai dengan 2016. Saya berumur 62 tahun, hanya ingin mendedikasikan sisa hidup saya untuk kehidupan bangsa ini menjadi lebih baik, ditengah tengah ancaman global yang terasa semakin nyata

Selanjutnya

Tutup

Nature

Apakah Energi Terbarukan (ET) Mampu Mendukung Net Zero (NZE) pada Sektor Ketenagalistrikan?

28 November 2022   17:33 Diperbarui: 28 November 2022   17:41 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai pemikul beban dasar energi yang bisa diproduksi oleh PLTS sangat kurang banyak, karena PLTS per 1 kW nya hanya bisa memproduksi sekitar 4 kWh perhari, sedangkan PLTU per 1 kWnya mampu memproduksi sebesar 20 kWh.
Agar produksi energi dari PLTS bisa setara dengan PLTU, maka kapasitas dari PLTS harus diperbesar sebanyak 5 kali lipat, yaitu sebesar 111.800 MW dan supaya produksi nya bisa dioperasikan secara merata selama 24 jam, maka diperlukan tambahan baterai.
Bila kebutuhan lahan untuk PLTS katakanlah 1,2 ha per 1 MWp, maka dibutuhkan lahan seluas 134.160 ha untuk lokasi 111.800 MW PLTS.
Itu baru di tahun 2040, bagaimana ditahun 2050 dan 2060 dimana pada saat itu sudah tidak ada lagi PLTU batubara dan demandnya pun sudah mencapai lebih dari100 ribu MW.
Berapa juta ha lahan yang diperlukan untuk PLTS ??????

Secara teknis bisa saja hal itu dilakukan demi NZE, namun mari kita lihat dampak nya yang akan terjadi.

(1) Pada musim hujan tentu PLTS tidak dapat berproduksi, tentu sistem akan mengalami total blackout karena kehilangan pembangkit yang porsinya sangat dominan.
Akibatnya bila musim hujan tiba, maka orang orang tidak bisa berbuat apa apa karena tidak ada listrik, dan bayangkan betapa menderitanya orang orang tersebut bila musim hujannya berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Kasihan anak cucu kita, kelak hidupnya akan semakin sulit.....

(2) Jumlah penduduk tentu akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Ketika jumlah penduduk semakin banyak, tentunyakan membutuhkan jumlah lahan yang semakin luas.
Butuh lahan yang semakin luas untuk pemukiman, butuh lahan yang semakin luas untuk mewujudkan kemandirian pangan, butuh lahan yang semakin luas untuk mewujudkan kemandirian energi dan butuh lahan yang semakin luas untuk interaksi sosial.
Tapi demi NZE, lahan lahan tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk solar farming.
Kasihan anak cucu kita, hidupnya kelak akan semakin berat......

(3) Dari aspek biaya produksi, jelas PLTS + baterai lebih mahal dari pada PLTU batubara.
Bahkan untuk harga PLTS yang sudah bisa mencapai 100 USD/kWp dan harga baterainya 200 USD / kWh pun masih lebih mahal dari pada PLTU yang capital cost nya sebesar 1700 USD/kW dan harga batubaranya 70 USD/ton, yaitu masing masing 6,5 cent USD/kWh dan 5,6 cent USD/kWh.
Maka dampak dari substitusi PLTU batubara ke PLTS jelas akan membuat cost of supply sistem menjadi lebih besar dan pada gilirannya tarif listrik pun menjadi meningkat dan akan mengakibatkan harga harga barang menjadi lebih mahal.
Kasihan anak cucu kita, hidupnya kelak akan sangat sulit dan berat.....

Sungguh besar pengorbanan bangsa ini untuk NZE. Pertanyaannya dengan pengorbanan yang demikian besar tersebut, seberapa besar mampu mengatasi masalah global warming ??
Jawabannya sudah barang tentu tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap upaya penurunan gas rumah kaca secara global.
Karena walaupun PLTU batubara tidak dioperasikan lagi di Indonesia, namun batubara tersebut tetap dijual untuk dibakar di negara negara lain.

Jadi resiko masa depan seperti apa yang dikhawatirkan sehingga kita sampai pada keputusan tidak mengoperasikan lagi PLTU batubara ???
Kalau kekhawatirannya karena diperkirakan batubara akan habis pada beberapa dekade mendatang, justru eksport batubaranya yang harus dibatasi.
Jangan menghabiskan batubara hanya untuk diekspor, tapi habiskanlah batubara untuk tumbuh kembangnya bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan kuat.
Mengandalkan sumber devisa negara dari hasil jual batubara, minyak dan gas alam hanya membuat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak kreatif.

Sekali lagi, kasihan anak cucu kita hidup nya kelak akan sangat berat dan sulit, akibat kita tidak pandai mengelola sumber daya alam yang kita miliki....

Akhirnya saya hanya bisa berdoa : " Ya Allah cerdaskanlah bangsa ini dan berikanlah hidayah kepada para pemimpin negeri ini, agar kebijakan yang diambil semata-mata mengutamakan kepentingan bangsa ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun