5. Berinvestasi dalam dana cryptocurrency :
Beberapa reksa dana memungkinkan investor membeli saham yang mewakili portofolio mata uang kripto. Ini bisa menjadi cara untuk berinvestasi dalam cryptocurrency tanpa harus mengelola sendiri
Tantangan utama cryptocurrency dengan bank adalah perbedaan mendasar dalam cara mereka beroperasi dan regulasi yang mengatur keduanya. Cryptocurrency didesain untuk menjadi sistem keuangan yang terdesentralisasi, dimana transaksi dilakukan secara langsung antara pengguna tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank. Â
Sementara itu, bank merupakan institusi keuangan yang terpusat dan diatur oleh pemerintah. Bank berfungsi sebagai perantara dalam transaksi keuangan, memberikan jasa penyimpanan uang, kredit, dan transaksi keuangan lainnya. Bank juga tunduk pada berbagai peraturan dan aturan kepatuhan, termasuk peraturan anti-pencucian uang dan anti-terorisme. Â Salah satu tantangan utama dalam mengintegrasikan cryptocurrency dengan sistem bank adalah ketidakpastian regulasi.Â
Saat ini, banyak negara masih belum memiliki regulasi yang jelas mengenai penggunaan cryptocurrency, sehingga bank cenderung menghindari penggunaannya karena risiko hukum dan kepatuhan. Selain itu, cryptocurrency juga dianggap sebagai aset yang sangat volatile dan berisiko tinggi, sehingga tidak menarik bagi bank yang mengutamakan stabilitas dan keamanan. Â Namun, beberapa bank mulai mengakui potensi cryptocurrency dan mulai mengeksplorasi cara untuk mengintegrasikannya dengan layanan mereka. Beberapa bank telah memperkenalkan jasa perdagangan cryptocurrency, memfasilitasi pembayaran dengan cryptocurrency, atau bahkan mengembangkan cryptocurrency mereka sendiri. Namun, proses integrasi antara cryptocurrency dan bank masih akan memakan waktu dan memerlukan penyesuaian dari kedua belah pihak, ujar Ryan Randy Suryono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H