Kahar menambahkan dengan bercanda, "Jadi, kita semua adalah musisi dalam kehidupan ini? Kadang kita bermain dengan nada sumbang, tetapi pada akhirnya, kita menciptakan simfoni indah!"
Badu mengangguk setuju. "Kita harus belajar untuk tidak takut dengan kesalahan. Justru dari situ kita bisa menemukan cara baru untuk bahagia."
Rijal, dengan semangat, berkata, "Mari kita jadikan setiap kesusahan sebagai batu loncatan menuju kebahagiaan. Dengan begitu, kita tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang!"
Malam itu, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal sepakat untuk menjalani hidup dengan pandangan yang lebih luas. Mereka akan menghargai setiap momen, baik yang bahagia maupun yang menyusahkan.
Warung "Kopi Canda" menjadi tempat mereka merayakan dua sisi kehidupan. Saat mereka pulang, mereka merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup, menyadari bahwa bahagia dan susah adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H