Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kobar dan Luapan Emosi yang Terlalu Luap

24 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:48 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badu, dengan gaya santainya, menambahkan, "Ya, bro, badai oke, asal jangan bikin kita tenggelam semua di warna-warna yang nggak jelas ini."

Kobar tersenyum kecil, akhirnya bisa menerima kritikan mereka. "Oke, oke. Aku akan coba lebih mengarahkan emosi-emosi ini di karya berikutnya. Tapi tetap, aku nggak mau kehilangan kebebasanku."

Rijal mengangguk setuju. "Dan itu yang penting. Kamu bisa bebas, tapi tetap ada cara untuk membuat kebebasan itu punya makna. Biar kita semua bisa merasakannya dengan lebih dalam."

Kobar menatap kanvasnya sekali lagi, dan meskipun ia masih merasa bangga dengan luapan emosi yang telah ia tuangkan, ia mulai melihat bahwa mungkin ada ruang untuk sedikit lebih banyak kontrol di dalam kekacauan itu.

Dan dengan begitu, Kobar berjanji pada dirinya sendiri bahwa di karya berikutnya, ia akan menciptakan badai emosi yang lebih terarah---bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk para penontonnya, dan tentu saja, untuk menghindari komentar sarkastis dari Badu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun