Kahar mengangguk sambil menghela napas. "Mungkin buat mereka, jadi wakil rakyat itu cuma batu loncatan buat jadi sultan. Bukan jadi wakil buat menyejahterakan rakyat, tapi buat menyejahterakan diri sendiri."
Badu tidak bisa menahan tawanya. "Mungkin di masa depan, syarat buat jadi wakil rakyat harus punya 'rekening minimal satu triliun'. Biar yang miskin nggak usah mimpi masuk DPR!"
Rijal pun menambahkan dengan nada serius yang tetap bernada satir. "Jangan lupa, nanti setiap wakil rakyat bakal dikasih kartu VIP buat masuk restoran mewah dan diskon khusus buat beli rumah elite. Karena kan, siapa tahu, 'rumah sederhana' mereka nggak cukup buat menampung aspirasi rakyat."
Kobar tertawa kecil, tapi ada keprihatinan di matanya. "Gue cuma mikir, kapan ya kita punya wakil rakyat yang benar-benar mikirin rakyat? Yang beneran kerja buat mereka yang susah, bukan malah sibuk nambah kekayaan."
Kahar menjawab dengan nada optimis khasnya, meski kali ini diselipi sedikit sinisme. "Mungkin suatu hari nanti, Bor. Tapi kayaknya kita harus siap-siap dulu. Siapa tahu, dalam beberapa tahun, berita bakal bilang: 'Wakil rakyat kini makin makmur, rakyat makin mak...bur.'"
Badu kembali mengakhiri dengan candaannya yang pedas, tapi penuh makna. "Dan pada akhirnya, mungkin kita cuma bisa bersorak, 'Selamat kepada wakil rakyat kita yang sukses jadi milyuner, semoga nggak lupa kalau mereka masih punya rakyat buat diwakili!'"
Rijal mengakhiri diskusi dengan catatan serius. "Intinya, kita harus tetap kritis. Jangan sampai kita terbawa suasana 'makmur' yang hanya dinikmati oleh mereka. Rakyat juga harus sadar, bukan cuma menonton, tapi juga mengawasi dan menuntut. Karena kalau bukan kita yang kritis, siapa lagi?"
Sambil menyesap kopi terakhir mereka, keempat sahabat itu tertawa, tapi dengan perasaan yang bercampur antara canda dan kecewa. Mereka tahu, di tengah kemakmuran yang ditampilkan oleh wakil rakyat, ada kenyataan pahit yang dirasakan oleh rakyat sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H