Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lambat Asal Selamat

20 Oktober 2024   00:21 Diperbarui: 20 Oktober 2024   00:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia yang serba cepat ini, kita sering kali terjebak dalam tuntutan untuk bergerak cepat dan menghasilkan hasil instan. Dalam berbagai aspek kehidupan---baik itu dalam pekerjaan, pendidikan, hingga hubungan---kecepatan sering kali dianggap sebagai simbol kesuksesan. Namun, ada sebuah pepatah bijak yang mungkin sering kita dengar: "lambat asal selamat." Pepatah ini mengingatkan kita bahwa terkadang, langkah yang lambat dan penuh pertimbangan dapat membawa kita menuju tujuan dengan lebih aman dan efektif.

Mengapa Lambat itu Baik ?

Lambat bukan berarti tidak efektif. Sebaliknya, melangkah dengan hati-hati dan bijaksana sering kali membawa hasil yang lebih baik. Dalam konteks kehidupan, ini adalah pendekatan yang mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Saat kita terburu-buru, kita berisiko membuat kesalahan yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang lebih besar. Dengan mengambil waktu untuk merenungkan langkah kita, kita dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu.

Ambil contoh seorang pelajar yang bersiap untuk ujian. Jika ia terburu-buru belajar dengan harapan menyelesaikan semua materi dalam waktu singkat, kemungkinan besar ia akan melewatkan informasi penting. Sebaliknya, jika ia mengambil waktu untuk memahami konsep dan berlatih dengan tekun, hasilnya mungkin jauh lebih memuaskan. Dalam hal ini, lambat tidak hanya aman, tetapi juga lebih produktif.

Menghadapi Tekanan Sosial

Di era digital saat ini, di mana semua orang tampak bergerak cepat dan mencapai kesuksesan dengan cepat, tekanan untuk mengikuti ritme tersebut bisa sangat besar. Media sosial sering kali memperlihatkan sisi glamor kehidupan orang lain, memicu perasaan tidak puas dengan apa yang kita miliki. Namun, penting untuk diingat bahwa perjalanan setiap orang berbeda. Lambat asal selamat mengajak kita untuk menghargai proses dan menghormati perjalanan masing-masing.

Saat kita merasa terbebani oleh ekspektasi sosial, penting untuk mengingat bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari seberapa cepat kita mencapainya. Sering kali, perjalanan yang penuh dengan refleksi dan pembelajaran memberikan makna yang lebih dalam dibandingkan hasil yang cepat. Ketika kita bergerak lambat, kita memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan hal-hal baru yang mungkin tidak kita sadari sebelumnya.

Kesehatan Mental dan Emosional

Ketika kita terburu-buru dalam menjalani hidup, kita berisiko mengabaikan kesehatan mental dan emosional kita. Rutinitas yang padat dan tekanan untuk selalu produktif dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan kelelahan. Dalam kondisi ini, sikap "lambat asal selamat" menjadi sangat relevan. Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri---baik itu untuk merenung, beristirahat, atau melakukan aktivitas yang kita nikmati---kita memberi kesempatan bagi diri kita untuk recharge.

Menjaga kesehatan mental adalah investasi penting dalam hidup kita. Ketika kita merasa tenang dan seimbang, kita akan lebih mampu menghadapi tantangan dengan sikap yang positif. Dengan demikian, tidak ada salahnya untuk memperlambat langkah dan memberi diri kita waktu untuk bernafas, karena pada akhirnya, kesehatan mental yang baik akan meningkatkan produktivitas kita di semua aspek kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun