Badu tiba-tiba terlihat serius. "Tapi, Kahar, kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mitos. Ada beberapa yang memiliki nilai positif, seperti mitos tentang pentingnya menghormati orang tua atau membantu sesama. Mitos seperti itu bisa jadi pedoman hidup!"
Kobar mengangguk, "Jadi, kita bisa simpulkan bahwa mitos itu bisa jadi dua sisi, ya. Di satu sisi, bisa bikin orang berlebihan, tetapi di sisi lain bisa jadi alat pendidikan atau pengingat. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi mitos tersebut."
Rijal tersenyum. "Setuju! Yang penting, kita tidak membiarkan mitos mengatur hidup kita, tetapi kita bisa mengambil hikmah dari setiap cerita yang ada."
Malam itu, di pos ronda yang biasanya dipenuhi dengan canda dan tawa, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal menemukan makna baru tentang mitos. Mereka menyadari bahwa meskipun mitos sering kali terdengar konyol, setiap cerita memiliki pelajaran yang bisa dipetik.
Dengan segelas kopi di tangan, mereka berempat melanjutkan diskusi, membahas mitos-mitos lainnya dan tertawa bersama. Tak ada yang lebih menyenangkan daripada berbagi cerita, bahkan jika itu adalah cerita mitos yang kadang tidak masuk akal. Sebuah malam yang penuh kebersamaan dan pengertian, yang menggugah mereka untuk berpikir lebih kritis tentang apa yang mereka percayai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H