Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karakter Baru Kobar

17 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 17 Oktober 2024   16:59 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, semakin mereka menampilkan karakter Kobar yang lama, semakin Kobar merasa tertekan. Dia mulai mempertanyakan apakah perubahan yang dilakukannya benar-benar diperlukan. Dia merasa kehilangan diri sendiri dalam upaya untuk menjadi sosok yang lebih baik.

Suatu malam, saat berkumpul di warung kopi, Kobar akhirnya membahas perasaannya. "Teman-teman, aku mulai merasa bahwa karakter baruku ini tidak mencerminkan siapa diriku. Aku seperti berperan dalam sandiwara yang tidak ingin kutinggalkan."

Rijal menanggapi, "Itulah yang terjadi ketika kamu mencoba memaksakan diri menjadi seseorang yang bukan dirimu. Semua karakter, baik atau buruk, adalah bagian dari diri kita."

Kahar menambahkan, "Tidak ada yang salah dengan ingin berubah. Tapi ingatlah, karakter kita yang asli tidak perlu diubah, hanya perlu dikembangkan."

Badu berkata dengan serius, "Yang terpenting adalah menemukan keseimbangan. Kita bisa jadi lebih baik tanpa harus mengorbankan siapa kita sebenarnya."

Mendengar nasihat dari sahabat-sahabatnya, Kobar merasa lega. "Jadi, bagaimana kalau aku tetap berusaha untuk menjadi lebih baik, tapi tanpa mengubah diriku yang sebenarnya?"

"Setuju!" seru ketiga sahabatnya bersamaan.

Akhirnya, Kobar memutuskan untuk kembali ke karakter aslinya, namun dengan sedikit sentuhan positif. Dia tetap serius dalam merencanakan masa depannya, tapi dia juga tidak lupa untuk menikmati momen-momen kecil bersama sahabatnya.

Dalam perjalanan mereka, Kobar belajar bahwa perubahan tidak selalu berarti menghilangkan diri sendiri, tetapi tentang menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Dengan begitu, karakter yang lebih baik akan muncul dengan sendirinya---tanpa harus kehilangan kebahagiaan dan tawa yang telah mengikat persahabatan mereka.

Dan di warung kopi itu, Kobar pun kembali dengan kopinya yang sederhana, sambil tertawa bersama sahabat-sahabatnya, menyadari bahwa karakter yang baik bukanlah soal kesempurnaan, tetapi tentang saling menerima, menghargai, dan tentu saja, bercanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun