Kobar dan Mira pun mulai berdialog, dan Kobar mencoba berbicara dengan lebih tenang. Namun, saat mereka sampai di bagian di mana Mira mengungkapkan perasaannya, tiba-tiba Badu menyela, "Eh, kenapa tidak coba langsung ke intinya? Jangan bertele-tele!"
Semua tertawa, termasuk Mira. "Benar juga! Kenapa kita tidak bisa langsung bicara?"
Rijal, yang berperan sebagai 'pembantu,' berkomentar, "Kita bisa bercerita tentang impian masa depan. Apa kamu dan Kobar masih sepakat?"
Mira, yang mulai merasa lebih santai, berkata, "Aku ingin kita punya rencana untuk ke depan. Tapi Kobar selalu tampak ragu."
Kobar menanggapi, "Aku hanya ingin memastikan kita berdua sepakat. Kalau kita tidak sejalan, bagaimana bisa membangun masa depan bersama?"
Badu, yang berperan sebagai mediator, mengusulkan, "Kenapa tidak cari titik temu? Misalnya, kalian bisa menentukan beberapa hal yang penting dan saling berkompromi."
"Jadi, semacam perjanjian? Mungkin itu bisa membantu kita lebih fokus," jawab Mira.
Kahar menambahkan, "Cobalah untuk berbicara lebih terbuka. Jika ada yang tidak suka, sampaikan langsung. Jangan sampai terpendam!"
Setelah beberapa sesi tawa dan candaan, Kobar dan Mira mulai berbicara lebih terbuka. Mereka menyadari bahwa perbedaan pendapat bukanlah akhir dari segalanya. Justru, itulah yang membuat hubungan mereka lebih berwarna.
"Terima kasih, teman-teman! Kalian benar-benar membantu," Kobar berkata dengan senyum lebar.
Mira menambahkan, "Ya, kadang kita hanya perlu sudut pandang yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Kita bisa belajar untuk saling mendukung dan berkomunikasi lebih baik."