Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memahami Diri Sendiri

16 Oktober 2024   03:50 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang dipenuhi dengan suara burung berkicau dan aroma makanan lezat, tinggal empat sahabat: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal. Mereka sering berkumpul di tepi sungai untuk bercengkerama dan berbagi cerita. Suatu sore, Kobar muncul dengan gagasan baru.

"Teman-teman," kata Kobar dengan semangat, "aku baru saja mendengar tentang pentingnya memahami diri sendiri! Kita harus mengeksplorasi siapa kita sebenarnya!"

Kahar, yang selalu skeptis, menatap Kobar dengan bingung. "Memahami diri sendiri? Apakah itu sama dengan mengenali apa yang kita suka atau tidak suka? Karena, saya tahu satu hal---saya tidak suka sayur!"

Badu, yang sering kali terlelap di tengah percakapan, terbangun sejenak dan berkata, "Mengapa kita tidak menanyakan kepada orang lain tentang diri kita? Mereka pasti lebih tahu tentang kita daripada kita sendiri!"

Rijal, yang selalu optimis, berkata, "Bagus itu, Badu! Mari kita mengadakan survei! Kita bisa bertanya kepada semua orang di desa tentang apa yang mereka pikirkan tentang kita!"

Semua setuju dan mereka mulai merencanakan survei yang aneh ini. Mereka membuat daftar pertanyaan yang mungkin membuat orang berpikir. "Apa pendapatmu tentang Kobar? Apa yang membuat Badu terlihat unik? Siapa yang paling pandai memasak di antara kita?"

Hari survei tiba, dan mereka berkeliling desa dengan semangat. Kobar memimpin, "Mari kita tanyakan kepada semua orang! Kita akan menemukan siapa kita sebenarnya!"

Kahar dan Badu menatap Kobar, "Apakah kau yakin mereka tahu siapa kita? Kita hanya kumpulan orang biasa di sini!"

Di pasar desa, mereka bertemu dengan Ibu Siti, penjual sayur. Kobar bertanya, "Ibu, apa pendapatmu tentang kami berempat?"

Ibu Siti tersenyum, "Kobar, kau selalu ceria, Kahar selalu skeptis, Badu suka tidur, dan Rijal sangat optimis. Apa kau sudah siap menerima pendapat orang lain tentang diri kalian?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun