Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu di Ambang Pintu

1 September 2024   04:44 Diperbarui: 1 September 2024   04:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di ambang pintu rumah 

yang sudah pudar catnya, 

kerinduan kami adalah debu 

yang berterbangan di udara, 

seperti bisikan lembut 

yang menari dalam cahaya senja, 

mencari tempat di antara kenangan.

Kami menunggu di meja makan 

yang kosong, 

tempat di mana suara tawa 

terbawa angin, 

seperti hidangan yang sudah dingin 

dan tidak lagi mengisi ruang 

di perut kami yang rindu.

Kau adalah cahaya 

di jendela yang retak, 

sebuah bintang 

yang tenggelam di balik awan, 

seperti foto lama 

yang kehilangan warna, 

menggenggam cerita 

dalam bingkai waktu.

Saat malam turun, 

kami mendengar bisikan 

di antara sela-sela dinding, 

sebuah lagu pengantar tidur 

yang tak pernah sepenuhnya hilang, 

seperti pelukan yang lembut 

dari tangan yang telah pergi.

Di ruang yang kosong ini, 

kami berbicara dengan bayangan, 

menyusun kalimat 

dari memori-memori 

yang tak lengkap, 

sebuah puisi yang tak pernah selesai 

dari tinta yang memudar.

Kau adalah aroma 

dari masakan yang jauh, 

sebuah rasa yang terlewat 

di antara ruang dan waktu, 

meninggalkan kami 

dalam kerinduan 

yang tak pernah bisa sepenuhnya terisi, 

seperti hujan yang menghapus jejak 

di jalanan yang basah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun