Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung di Bawah Kolong

31 Agustus 2024   14:24 Diperbarui: 31 Agustus 2024   14:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kolong jembatan, 

hujan menyusun lagu 

pada atap seng bocor, 

ritme hujan 

mengiringi perut kosong, 

menggerogoti malam 

yang panjang.

Di tepi jalan, 

nyanyian lapar 

berbunyi lirih, 

anak-anak mengumpulkan 

bekas tawa 

dari botol-botol plastik 

dan kaleng-kaleng kosong.

Mereka adalah 

puisi yang tak dibaca, 

diabaikan oleh mata 

yang terbiasa 

dengan kilau kaca 

dan lampu kota. 

Mereka mengeja harapan 

dari serpihan mimpi 

yang pecah di trotoar. 

Pagi tiba, 

matahari membelah asap 

dan debu yang berat, 

menampakkan wajah-wajah 

yang kian pudar 

di balik kertas koran 

yang terbang 

tanpa arah. 


Di lorong sempit, 

keadilan menari 

dengan kaki yang pincang, 

dan kemakmuran 

menggelar pesta 

di atas punggung 

yang sudah lama 

tak merasakan 

bebas. 

Dan kita, 

berdiri di atas, 

mengunyah kenyamanan 

tanpa tahu 

bahwa di bawah, 

kemiskinan adalah sajak 

yang terus 

berulang-ulang, 

tanpa titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun