Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Out of the Box: Box-nya Sudah Ada?

26 Agustus 2024   15:55 Diperbarui: 26 Agustus 2024   16:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah "out of the box" sering kali digunakan untuk menggambarkan cara berpikir yang kreatif dan inovatif, yang berbeda dari pola pikir konvensional. Namun, ada pertanyaan menarik yang perlu kita renungkan: apakah benar-benar mungkin berpikir "out of the box" ketika "box"-nya sudah ada? Apakah "box" ini sesuatu yang nyata dan kaku, atau justru sebuah metafora yang bisa kita ubah bentuknya?

Ketika kita berbicara tentang "box," kita sebenarnya merujuk pada batasan-batasan yang kita ciptakan sendiri atau yang diciptakan oleh lingkungan kita. Box ini bisa berupa norma sosial, tradisi, kebiasaan, pendidikan, atau bahkan harapan orang lain. "Box" juga bisa menjadi kumpulan asumsi yang tidak kita sadari tetapi mengarahkan cara kita melihat dunia dan memecahkan masalah. Pertanyaannya adalah, sejauh mana kita menyadari keberadaan "box" ini, dan sejauh mana kita mampu melihat melampaui batas-batas ini?

Mengenali Box yang Sudah Ada

Langkah pertama untuk berpikir "out of the box" adalah mengenali terlebih dahulu "box" yang ada. Banyak dari kita hidup dalam kebiasaan dan pola pikir yang sudah ditanamkan sejak kecil oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pola-pola ini membantu kita merasa nyaman dan aman karena memberikan kerangka berpikir yang jelas dan teratur. Namun, pada saat yang sama, pola-pola ini bisa menjadi penghalang untuk berpikir kreatif dan inovatif.

Misalnya, dalam pendidikan formal, kita sering diajarkan untuk mencari jawaban yang "benar" dan mengikuti aturan-aturan tertentu. Pola pikir ini menciptakan "box" di mana jawaban atau solusi hanya dianggap valid jika sesuai dengan standar yang sudah ada. Hal ini bisa membatasi kemampuan kita untuk menemukan solusi yang baru atau cara pandang yang berbeda. Dalam konteks ini, "box" bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari, tetapi sesuatu yang perlu kita kenali dan pertanyakan.

Apakah Keluar dari Box Itu Benar-Benar Mungkin?

Beberapa orang berargumen bahwa berpikir "out of the box" sepenuhnya tidak mungkin karena, pada kenyataannya, setiap upaya untuk berpikir secara berbeda masih dipengaruhi oleh pemahaman kita tentang "box" itu sendiri. Bahkan, ketika kita mencoba untuk berpikir di luar batas-batas konvensional, kita tetap terikat pada pengetahuan dan pengalaman yang ada di dalam "box" tersebut. Dalam hal ini, "box" menjadi acuan dari mana kita mencoba untuk keluar.

Namun, di sinilah letak tantangannya. Berpikir "out of the box" tidak selalu berarti melupakan atau mengabaikan segala sesuatu yang ada di dalam "box." Sebaliknya, ini adalah tentang memperluas "box" itu sendiri. Ini tentang menantang asumsi-asumsi dasar yang kita pegang dan bertanya apakah ada cara lain untuk melihat atau memecahkan masalah. Dengan kata lain, kita tidak benar-benar keluar dari "box," tetapi kita mengubah bentuk dan batas-batasnya.

Box sebagai Platform Inovasi

Menariknya, "box" tidak selalu harus dianggap sebagai pembatas yang negatif. Dalam banyak kasus, "box" bisa berfungsi sebagai platform untuk inovasi. Ketika kita memiliki pemahaman yang jelas tentang aturan dan batasan, kita bisa lebih kreatif dalam mencari cara untuk bekerja di sekitar atau bahkan melampaui batasan tersebut. Misalnya, dalam seni dan desain, batasan tertentu sering kali memicu kreativitas karena mereka memaksa seniman untuk berpikir dalam kerangka kerja yang terbatas, tetapi dengan cara yang inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun