Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips agar Mendapatkan Pembacaan Tekanan Darah yang Akurat

5 Januari 2025   10:08 Diperbarui: 5 Januari 2025   10:08 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengukur tekanan darah (Gambar oleh tomwieden dari Pixabay)

LAMA tidak berjumpa, beberapa hari lalu seorang sahabat menelepon, bertanya terkait fluktuasi tekanan darah.

Ia mengerti, saya senantiasa menjaga tekanan darah agar penyakit kronis yang pernah menyerang tidak datang lagi. Untuk itu ia bertukar pikiran di seputar tekanan darah.

Mantan Duta Besar RI sebuah negara Afrika Utara itu kebingungan, tekanan darahnya kerap berubah drastis. Pada pagi hari pembacaan tensimeter 139/80 mmHG. Siang melonjak menjadi 170/80 mmHG.

Sebagai informasi, sewaktu masih berdinas ia sempat mengalami stroke ringan. Pembuluh darah otaknya terganggu sebab dehidrasi. Hilang kesadarannya dan lumpuh sejenak.

Para stafnya segera membawa ke rumah sakit setempat. Setelah penanganan, ia segera diterbangkan ke Jakarta untuk perawatan lebih lanjut.

Penanganan cepat dan perawatan intensif menyelamatkan pria yang tinggal di kawasan elite Menteng Jakarta itu. Ia tidak mengalami kerusakan otak parah yang menyebabkan lumpuh atau kehilangan kemampuan lainnya.

Meskipun sampai saat ini masih berkonsultasi dengan dokter dan minum obat, kehawatiran-kekhawatin menyiksanya. Salah satunya, cemas dengan tekanan darah.

Ia membeli tensimeter digital. Namun, alat menunjukan ukuran yang berbeda pada hari yang sama. Ya itu tadi, pagi sekian, siang naik menjadi sekian.

Demi meningkatkan keyakinan, ia membeli lagi tensimeter berbeda. Lebih mahal. Anggapannya, mesin pengukur itu lebih akurat.

Tidak juga. Pembacaan tekanan darah pada dua alat menunjukkan keadaan serupa. Pagi sekian, siang naik menjadi sekian.

Bukan perangkat yang patut disalahkan, melainkan keadaan mentalnya yang bermasalah. Akhirnya ia mengaku, perubahan tekanan darah cepat dipicu oleh isu-isu politik yang tidak diakurinya.

Sejak bareng diwisuda, ia terjun ke dunia politik. Bahkan menjadi penentang hebat rezim Orde Baru, yang membawanya bertualang ke Australia, Brussel, dan beberapa negara Eropa. Pulang bakal ditangkap dan lenyap tanpa jejak.

Baru kembali setelah era reformasi dan bergabung dengan salah satu partai politik besar.

Jadi, jiwa dan pikirannya di dunia politik yang terbawa hingga kini. Mestinya ia "pensiun" dari urusan politik.

Mending kayak saya, yang kadang berlaku sebagai pengamat abal-abal. Ora urus terlalu dalam dengan ancam mengancam dan sandera menyandera di dunia politik. Dapet apa?

Lah, curcol! Kembali ke sahabat saya yang cemas dengan ukuran tekanan darah yang naik turun drastis.

Saya kira, ia terlalu dalam memikirkan politik. Saya merasakan, penyintas strok cenderung sensitif. Bereaksi berlebihan ketika mendengar cerita mengharukan, jenaka, atau mengecewakan. Hindari, atau tidak perlu mengganggapnya serius ketika menerima kabar yang memancing emosi. Woles aja. 

Ia membenarkan pendapat saya, tetapi ia belum bisa menyikapi bijak berita politik yang membuatnya emosi.

Dokternya mengatakan, tekanan darah naik tiba-tiba yang dialaminya lebih karena faktor psikologis. Itu menurut keterangan sang sahabat.

Terkadang saya mengalaminya, tekanan darah naik karena suasana kejiwaan. Ketika bidan memompa udara ke manset (bagian tensimeter pemberi tekanan pada lengan), dada deg-degan cemas akan hasil pengukuran.

Baiknya, untuk mendapatkan pembacaan tensimeter secara akurat adalah berada dalam keadaan:

  • Duduk dengan kedua kaki menapak lantai.
  • Kaki tidak bersilang.
  • Punggung dalam posisi tegak
  • Lengan bersangga pada permukaan meja.
  • Jangan berbicara atau menggulir ponsel saat diukur.
  • Kandung kemih harus kosong
  • Tidak sedang cemas terhadap apa saja.

Bisa jadi sahabat saya dalam keadaan tepat dan tenang saat diukur tekanan darah di pagi hari.

Siang setelah menerima informasi pemantik emosi yang tidak disetujuinya, pembacaan angka tensimeter tinggi. Fluktuasi tersebut kemudian menambah kecemasannya.

Demi mendapatkan akurasi, sebaiknya ia berlaku lebih tenang, tidak gelisah, dan meredam emosi ketika pengukuran tekanan darah. Lupakan urusan politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun