Bukan korsleting ya, melainkan karena ritsleting! R.I.T.S.L.E.T.I.N.G.
Kebakaran hebat terjadi lantaran ritsleting macet. Gara-gara ritsleting yang tak berfungsi baik, maka kebakaran hebat melanda sebuah rumah semi permanen. Meluluhlantakkannya.
Selain menghancurkan bangunan, api menggosongkan satu penghuni yang telah ditinggal istri dan anak-anaknya, atau malahan pria itu yang meninggalkan istri dan anak-anaknya. Entah mana yang betul.
Dengan tubuh masih berasap-asap, bertumpu pada dua telapak kaki di pinggiran awan, pria gosong melipat kedua lutut, berpangku tangan memandang tanah ke rumahnya yang puing. Terbit sesal demi sesal, tapi film kehidupan tidak dapat diputar ulang.
Seseorang berbaju serba putih yang tidak gosong, yang kelak menjadi teman baru, menepuk pundak pria gosong. Serta merta sebagian bahu rapuh runtuh, serupa steik terlalu well done.
"Sudahlah! Yang sudah, sudah."
Pria gosong menarik napas, "Gara-gara sleting ransel, semuanya habis."
Sepertinya, teman serba putih mantan konsultan kejiwaan. Dengan penuh simpati ia mendengarkan segala keluh pria gosong.
Dengan itu pula ia merunut kembali cerita tak beraturan dari pria gosong, yang kadang melantur dari pokok pembicaraan, dan mengikhtisarkan pokok-pokok kisah.
Begini.