Saat olahraga jalan kaki pagi di lingkunan tempat tinggal, saya beberapa kali melihat orang baru terkena strok.Â
Tidak setiap saat, tetapi pengetahuan itu memantik tanya di kepala, betapa mudahnya mereka terkena strok tanpa didahului pengetahuan atas penyebab terjadinya serangan.
Strok adalah penyebab kematian dan kelumpuhan tertinggi. Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, jumlah kasus serangan stroke di Indonesia cenderung meningkat. Dari 7 dari 1000 penduduk di tahun 2013, ke 10,9 per 1000 pada tahun 2028. Tahun 2023, prevalensi adalah 8,3 per 1000 penduduk (tautan ini dan ini).
Faktor-faktor risiko strok bekerja secara senyap, tidak diindahkan sebelum kejadian. Saya mengalami peristiwa tersebut tepat enam tahun yang lalu, Desember 2018. Belakang hari saya mengerti, penyebabnya adalah kadar kolesterol tinggi dan hipertensi dalam darah.
Namun, adanya faktor "tersembunyi" itu bukan berarti strok tidak dapat dicegah. Bisa! Dengan menghindari kebiasaan sebagai berikut:
1. Hindari Gaya Hidup Sedentari, yaitu kecenderungan enggan bergerak. Malas melakukan aktivitas fisik, seperti kelamaan leyeh-leyeh tanpa melakukan cukup olahraga.
Dulu sewaktu masih menjadi orang aktif, bisa jadi mobilitas saya demikian tinggi, tetapi itu tidak berarti cukup beraktivitas fisik. Dalam banyak hal, saya hanya duduk, bekerja di meja, dan memberikan pengarahan kepada orang lain. Takada olahraga rutin dan kegiatan menggerakkan anggota tubuh.
Ada baiknya di antara waktu sibuk lakukan kegiatan, misalnya jalan kaki, jogging, bersepeda, berkebun, atau melakukan aktivitas fisik bersama teman-teman selama 30 menit lima kali dalam seminggu.
2. Menyepelekan Ihwal Hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah menjadi sangat penting, padahal ia merupakan faktor risiko yang dapat dikendalikan demi menjauhi serangan strok.
Dari waktu ke waktu saya tidak pernah mengindahkan batas tekanan darah tinggi. Makan jorok, dengan kerap menyantap sajian pemicu hipertensi. Atau, menganggap lumrah ketika gampang marah dan tidak sabaran, padahal itu sangat mungkin adalah gejala bludrek.
Sebaiknya rutin memeriksa tekanan darah, Juga mengurangi hidangan pemicu hipertensi, semisal makanan bergaram tinggi.
3. Melewatkan Check-up Kesehatan. Seorang penderita tidak pernah akan mengetahui bahwa ia mengidap hipertensi atau kolesterol tinggi, sampai dokter memeriksa tekanan dan sampel darah.
Padahal, mengetahui lebih dini faktor risiko yang bisa dikendalikan tersebut dapat menyelamatkan hidupnya. Pemeriksaan kesehatan secara regular waktu itu tidak pernah saya lakukan.
Maka, tidak ada ruginya memeriksakan diri secara teratur kepada dokter. Jangan sok tau, merasa jagoan bisa melawan serangan strok.
4. Merokok. Ia dapat meningkatkan risiko serangan strok dan masalah jantung, menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pada pemburuh darah di otak. Sebelumnya, saya perokok yang dalam sehari menghabiskan 1-2 bungkus sigaret.
Disarankan bagi perokok agar mengurangi konsumsi rokok, sebagai upaya mengendalikan faktor risiko terserang strok dan penyakit kronis lainnya.
5. Minum Alkohol. Ia berkaitan dengan jenis kanker tertentu, penyakit liver, strok. Peningkatan dalam konsumsinya akan meningkatkan risiko terserang strok dan jantung. Jika memang harus meminumnya, patuhi rekomendasi konsumsi alkohol (bila ada).
6. Mengabaikan Diet. Mengatur makanan untuk tujuan kesehatan baik untuk mengelola risiko terserang strok, meliputi konsumsi GGL dalam satu hari. Gula, 50gr/4 sendok makan; Garam, 2000mg natrium atau 5gr/1 sendok teh; Lemak/minyak, 67gr/5 sendok makan.
7. Mengabaikan Perawatan. Sangat penting mengenali gejala serangan strok, dan segera melakukan penanganan dan perawatan tepat.
Cara mudah mengenali gejala strok adalah FAST: wajah (Face) terkulai/mencong, lengan (Arm) lemah, bicara (Speech) pelo. Maka, waktunya (Time) segera bawa ke Rumah Sakit.Â
Bukan menusuk ujung jari atau bagian telinga. Bukan membawa ke orang pinter. Bawa segera ke Rumah Sakit, jangan ditunda sedetik jua!
Saran terbaik saya bagi mereka yang saat ini masih sehat wal afiat, mulailah mengendalikan faktor-faktor risiko pemicu serangan stroke.
Segera bertindak dengan logis ketika mengetahui Anda atau kerabat dan kenalan mengalami gejala strok. Itu menyelamatkan dari penderitaan seumur hidup.
Indahkan 7 faktor risiko yang dapat dikendalikan di atas! Jangan sampai berada dalam posisi saya sekarang, menceramahi pembaca mengenai risiko strok. Jangan ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H