Sebaiknya rutin memeriksa tekanan darah, Juga mengurangi hidangan pemicu hipertensi, semisal makanan bergaram tinggi.
3. Melewatkan Check-up Kesehatan. Seorang penderita tidak pernah akan mengetahui bahwa ia mengidap hipertensi atau kolesterol tinggi, sampai dokter memeriksa tekanan dan sampel darah.
Padahal, mengetahui lebih dini faktor risiko yang bisa dikendalikan tersebut dapat menyelamatkan hidupnya. Pemeriksaan kesehatan secara regular waktu itu tidak pernah saya lakukan.
Maka, tidak ada ruginya memeriksakan diri secara teratur kepada dokter. Jangan sok tau, merasa jagoan bisa melawan serangan strok.
4. Merokok. Ia dapat meningkatkan risiko serangan strok dan masalah jantung, menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pada pemburuh darah di otak. Sebelumnya, saya perokok yang dalam sehari menghabiskan 1-2 bungkus sigaret.
Disarankan bagi perokok agar mengurangi konsumsi rokok, sebagai upaya mengendalikan faktor risiko terserang strok dan penyakit kronis lainnya.
5. Minum Alkohol. Ia berkaitan dengan jenis kanker tertentu, penyakit liver, strok. Peningkatan dalam konsumsinya akan meningkatkan risiko terserang strok dan jantung. Jika memang harus meminumnya, patuhi rekomendasi konsumsi alkohol (bila ada).
6. Mengabaikan Diet. Mengatur makanan untuk tujuan kesehatan baik untuk mengelola risiko terserang strok, meliputi konsumsi GGL dalam satu hari. Gula, 50gr/4 sendok makan; Garam, 2000mg natrium atau 5gr/1 sendok teh; Lemak/minyak, 67gr/5 sendok makan.
7. Mengabaikan Perawatan. Sangat penting mengenali gejala serangan strok, dan segera melakukan penanganan dan perawatan tepat.
Cara mudah mengenali gejala strok adalah FAST: wajah (Face) terkulai/mencong, lengan (Arm) lemah, bicara (Speech) pelo. Maka, waktunya (Time) segera bawa ke Rumah Sakit.Â
Bukan menusuk ujung jari atau bagian telinga. Bukan membawa ke orang pinter. Bawa segera ke Rumah Sakit, jangan ditunda sedetik jua!