Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Serbuan Mobil Tiongkok yang Kini Berwajah Eropa

26 Desember 2024   06:08 Diperbarui: 26 Desember 2024   19:33 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan wajah culun, berkesan nyontek sana sini, mobil Tiongkok sempat menggilas aspal Indonesia. Konsumen masih memandang sebelah mata. Waktu itu. Tapi kini mereka datang dengan wajah Eropa, menyerbu pasar otomotif Indonesia.

Kendaraan niaga buatan Tiongkok melindas aspal jalanan di Indonesia mulai tahun 2003. Kemudian pada tahun 2006 mereka memperkenalkan mobil perkotaan, sepintas mirip sedan mungil bikinan negara lain, untuk merebut pasar kendaraan sejenis bikinan Jepang dan Korea Selatan.

Namun, model yang terlalu "Asia" dan mungkin kualitas dan daya tahan dianggap tidak mumpuni, pamor mobil Tiongkok saat itu belum berhasil merebut hati konsumen di Indonesia.

Pada tahun 2017, sebuah merek mobil Tiongkok meresmikan pabrik mereka untuk produksi massal di Cikarang, Jawa Barat. Merek tersebut sukses membangun citra positif mobil berkelas dengan harga bersaing.

Setidaknya dalam dua tahun terakhir terlihat "serbuan" beragam merek mobil Tiongkok, beberapa model mengusung kendaraan berbasis baterai, ke pasar otomotif.

Mereka datang dengan desain yang jauh dari kesan mobil Tiongkok, bahkan kendaraan model Asia, yang membosankan dan ketinggalan zaman. Desainnya pun sebelas dua belas dengan mobil-mobil buatan Amerika dan Eropa. Sepintas, kental dengan nuansa mobil gaya Eropa.

Kini, mobil buatan Tiongkok tidak dapat dianggap sebagai kendaraan darat kelas "kacangan". Dari berbagai sumber, kualitas mobil-mobil tersebut dapat disejajarkan dengan mobil-mobil buatan Jepang, Korea Selatan, Amerika, Eropa, dalam hal kualitas dan kenyamanan.

Di Google kita dapat menemukan berbagai ulasan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing merek. 

Artikel ini tidak membahasnya, tetapi ingin mencari tahu, dari mana mereka memiliki gagasan menciptakan mobil dengan rancangan yang sangat bagus.

Sempat muncul pikiran, jangan-jangan pabrikan mobil Tiongkok menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam disain dan perekayasaannya.

Namun pikiran liar itu segera sirna setelah membaca informasi tentang mereka yang berperan dalam membangun mobil-mobil buatan Tiongkok.

Ilustrasi serbuan mobil Tiongkok berwajah Eropa (gambar dibuat oleh Meta AI)
Ilustrasi serbuan mobil Tiongkok berwajah Eropa (gambar dibuat oleh Meta AI)

***

Dewasa ini Industri mobil Tiongkok sedang berusaha menaklukkan pasar mobil global. Mereka memahami selera, lalu menetapkan model mobil dengan garis-garis orisinal yang mencerminkan gaya modern dan berbau "barat".

Maka, produsen mobil terkemuka di Tiongkok berburu dan merekrut desainer mobil berbangsa Jerman, Inggris, Italia, Prancis, atau Amerika.

Tidak mengherankan, kini mobil-mobil buatan Tiongkok cenderung lebih berwajah Eropa atau Amerika.

Mengutip keterangan dalam artikel "Who are the Western designers creating the new Chinese cars?", uk.motor1.com, berikut disampaikan para desainer yang direkrut oleh produsen mobil asal Tiongkok, sehingga membuat wajah mobil mereka tampak lebih "Eropa".

Wolfgang Egger -- BYD

Sejak 2017 salah satu desainer ternama Eropa, Wolfgang Egger, menjabat sebagai Direktur Desain BYD. Sebelumnya, ia berperan dalam merancang Audi, Lamborghini, Alfa Romeo, dan Seat.

Klaus Zyciora Bischoff -- Changan

Bapak gaya bagi banyak model mobil Eropa, Klaus Zyciora Bischoff, pindah ke Changan tahun 2023. Ia telah merancang Volkswagen Golf MK VII dan VIII, juga rangkaian minivan ID.3 hingga ID.Buzz

Kris Tomasson -- SEMBILAN

Kris Tomasson, desainer Amerika yang beberapa kali bekerja di BMW dan Ford, bergabung dengan NIO (NextEV project) tahun 2015. 

Tomasson menjabat sebagai Wakil Presiden Desain dan kepala pusat gaya NIO di Munich, bekerja dengan Raul Pires Jr. (eks Bentley, Italdesign, Audi, dan Great Wall) dan Adil Benwadih (eks Aston Martin, Audi, dan Opel).

Stefan Sielaff -- Geely

Pencipta model Audi A1, Audi A7 Sportback, Mercedes CLS, Bentley Bentayga, Stefan Sielaff, bergabung dengan Geely sejak 2021. 

Desainer Jerman ini berkantor di Gothenburg, Swedia, mengawasi grup merek Geely Auto, Zeekr, Lynk & Co, Volvo, Polestar, LEVC, Lotus, dan Smart.

Pontus Fontaeus -- GAC

Raksasa Cina GAC juga merekrut desainer Swedia-Amerika, Pontus Fontaeus, untuk membangun mobil barunya. Fontaeus dikenal telah mendesain Volvo V40, V60, dan Faraday Future.

Henning Knoepfle -- Dongfeng

Desainer Jerman ini bergabung dengan Dongfeng mulai tahun 2021, juga bertanggung jawab atas mobil listrik baru e dan merek lain seperti Forthing , Voyah, dan Aeolus.

Andrew Dyson -- Great Wall Motors (GWM)

Andrew Dyson adalah bapak bagi mobil ikonik Volkswagen Touareg pertama, Chrysler Crossfire, Saab 9-5, dan Opel- Vauxhall Mokka 2020

Giles Taylor -- FAW Group

Giles Taylor adalah desainer dari Inggris yang bergabung dengan FAW (mobil merek Hongqi) di kantor Munich. Sebelumnya, Taylor memproduksi mobil-mobil Citroen Xsara, Jaguar XJ 2010 , dan Rolls-Royce Phantom 2017.

Sajdin Osmancevic -- Chery

Sajdin Osmancevic, desainer asal Bosnia, bergabung dengan Chery dan membuat sketsa garis-garis SUV Chery Tiggo 11 baru. Sebelumnya, Osmancevic bekerja di Skoda, Ford dan Great Wall.

Rafik Ferrag -- Xpeng

Perancang Prancis, Rafik Ferrag, menjadi direktur desain perusahaan rintisan mobil listrik Cina Xpeng mulai tahun 2023. Sebelumnya, ia bekerja untuk Honda, Peugeot, dan Citroen.

Benjamin Baum -- Li Auto

Benyamin Baum, desainer muda Jerman yang memiliki pengalaman membentuk Porsche seri 911 992, bergabung dengan Li Auto tahun 2022 untuk mengembangkan SUV Li Auto L7, L8 dan L9.

***

Gelombang perpindahan para desainer terkemuka dari Barat telah membentuk wajah mobil-mobil Tiongkok menjadi "lebih Eropa ", ketimbang model sebelumnya yang cenderung kaku dan ketinggalan zaman.

Hal ini didorong oleh keinginan Tiongkok untuk menjadi produsen kendaraan terdepan di dunia, terutama dalam menghasilkan kendaraan listrik dan hibrida yang memenuhi standar tinggi terhadap kualitas, keamanan, dan kenyamanan.

Maka, dalam rangka menguatkan posisi di persaingan industri otomotif global, beberapa produsen mobil Tiongkok sengaja merekrut desainer berpengalaman dan memiliki rekam jejak mengesankan.

Jadi tidak mengherankan, saat ini Tiongkok menyerbu pasar otomotif --termasuk di Indonesia -- dengan model-model mobil berwajah Eropa atau Amerika, yang berkualitas dan memiliki fitur-fitur modern.

Pertanyaan pentingnya, kapan ya negara Indonesia mampu bersaing dalam industri otomotif masa kini? Kriiik, kriiik, kriiik ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun