Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hutan Lebat dan Pemburu Soliter

17 Desember 2024   06:08 Diperbarui: 17 Desember 2024   06:08 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila berkelompok, berarti pembagian hasil buruan jadi sedikit, manakala sekarang jumlah hewan buruan kian terbatas, lantaran luas hutan yang kian berkurang.

Hutan luas dan lebat merupakan ekosistem bagi beragam kehidupan. Dan, secara turun temurun menjadi sumber penghidupan wajar. Luas hutan berkurang adalah masalah besar baginya.

Ditambah, pada daerah tertentu telah dipasang tanaman berduri secara memanjang. Tidak bisa diputus.

Bahkan, bila memaksa menembusnya, badan akan luka. Celaka bila tersangkut dan tidak mampu melepaskan diri. Bisa kehausan, kelaparan, malahan bisa mati membusuk.

Hutan pun makin panas. Pohon-pohon yang tumbuh sejak ia belum lahir telah ditebang serampangan, oleh makhluk bersuara bising pemecah keheningan alam.

Merupakan satu kenyataan bila area perburuan menyempit. Makin menyempit, maka pinggirannya mendekati suatu permukiman. Berbahaya bagi dirinya. Berbahaya bagi warga.

Bisa jadi saat terperosok ke dalam lubang gelap, ia berburu terlalu dekat dengan permukiman.

Sejenak terlihat cahaya matahari menerobos celah di atasnya. Terdengar suara bising yang makin mendekat. Hiruk-pikuk. Pekik-pekik yang tidak akan pernah dimengertinya.

Ia hanya tahu, mereka menyatakan kemarahan sekaligus kegembiraan. Benar saja. Ia mecerap sorotan garang berpasang-pasang mata dan suara girang bibir-bibir nyinyir.

Mereka menyambit tubuhnya dengan dua tiga batu. Ia menggeliat, mengerang, menggeram. Sorakan mereka menyambut.

Dengan satu aba-aba jelas dan terang benar bunyinya, maka tongkat-tongkat kayu --yang ujungnya dikerat miring, yang apabila didorong dengan kekuatan terukur maka dapat menembus batang pisang dengan mudah-- dan galah bambu runcing serta tombak menghunjam kepalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun