Maka sang istri mencari penghasilan dengan menjual pecel bumbu ulek, nasi uduk, mi glosor, bihun goreng, lontong sayur, gorengan. Itu dilakukannya untuk membiayai rumah tangga dan makan sehari-hari.
"Jual makanan, bisa numpang makan. Alhamdulillah."
Bisa jadi cerita-cerita di atas tidak utuh, lantaran disimpulkan dari obrolan-obrolan singkat dan tidak menyentuh kedalaman perkara. Juga, kisah didapat dari satu pihak tanpa mendapatkan perbandingan berimbang dari pihak berbeda.
Lagi pula, apalah saya? Bukan pengadil, petugas mediasi, pun konsultan perkawinan.
Saya hanya pejalan kaki yang merasa takjub: betapa perempuan-perempuan mandiri tersebut dengan segala kemampuan dimiliki mencari nafkah untuk keluarga, seraya menepikan rasa kecewa --mungkin sakit hati-- karena ditinggal laki-laki tidak bertanggung jawab.
Semoga mereka dan para perempuan senasib dilimpahkan rezeki. Aamiin ya Rabbal Alamin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H