Sebaliknya, baja ringan gampang melekuk bila ceroboh dalam memperlakuannya, sehingga mengurangi daya topangnya terhadap beban. Deformasi pada satu bagian berpotensi melemahkan seluruh struktur atap bangunan tertentu.
Oleh karena itu, baja ringan dipasang oleh aplikator berpengalaman dan berkualifikasi.Â
Aplikator akan merekomendasikan material berkualitas, cermat dalam pemasangan, bekerja sesuai standar keselamatan (memakai Alat Pelindung Diri/APD), dan memberikan garansi.
Pada rangka atap baja ringan bisa direkatkan beragam penutup, yaitu genting: aspal bitumen, polycarbonate, metal, seng galvalum, keramik, tanah liat bakar.
Penutup rangka atap baja ringan ruang kelas dan lab komputer di SMPN 1 Talun menggunakan genting tanah liat.Â
Terlihat dalam tangkapan layar video KOMPAS/ABDULLAH FIKRI, reruntuhan genting tanah liat.
Genting tanah liat cenderung berat. Untuk menopang beratnya, agar diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
- Ketebalan. Makin tebal, makin kuat menahan beban berat.
- Jarak antar kuda-kuda. Buat dudukan kuat dan rapi. Ikat langsung pada ring balok. Perhatikan jarak antar kuda-kuda, tambahkan plang penghubung agar makin kokoh.
- Jarak antar reng untuk atap genting tanah liat adalah 23-24 cm.
Sebagaimana telah diberitakan, atap ruangan baru tiga tahun direhabilitasi ambruk begitu saja tanpa ada hujan badai.
Kok bisa? Katanya kuat dan tahan lama? Mana boleh belum lama diperbaiki sudah runtuh?
Sambil menunggu keterangan pihak kepolisian dan ahli tentang penyebab accident, saya menduga kegagalan konstruksi di atas dikarenakan:
- Pemasangan atap rangka baja ringan tidak menggunakan aplikator berkualitas.
- Kalaupun memakai, aplikator ceroboh dalam perencanaan dan/atau pelaksanaan.
- Pengawas tidak melakukan tugas yang seharusnya dilakukannya.