Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Subur Makmur Ayem Tentrem

27 November 2024   12:05 Diperbarui: 27 November 2024   12:21 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam rumah yang hangat diterangi sinar bola lampu listrik, pria matang yang penyendiri itu terkejut ketika membuka bungkusan.

Tampak bergepok-gepok lembaran-lembaran masih tertutup plastik bening. Tertata rapi, demikian rapi sehingga membentuk kotak sempurna. Ada sepuluh bundelan, masing-masing terdiri dari sepuluh lembaran merah.

Dengan cermat Suhar menyimpan mereka pada ruang rahasia. Hanya ia yang tahu. Secara cerdik, ia membagi dalam beberapa tempat penyimpanan demi mengurangi risiko.

Suhar mulai melakukan pembelian beras dalam jumlah melebihi keperluannya, untuk mengamankan persediaan pangan dalam jangka panjang. Sebagian beras diam-diam ia jual ke luar wilayah, mengingat harga yang lebih bagus.

Mengelola penjualan ke luar wilayah adalah cara cerdiknya mengembangkan kekayaan, tanpa perlu bekerja keras mengolah sawah, ladang, dan pekarangan. Bisa menggaji orang lain, batinnya.

Pada satu sore cerah Suhar duduk ongkang-ongkang kaki di beranda rumah, ditemani secangkir kapucino dan penganan mewah. Beberapa orang tampak menata pekarangan rumahnya, mencabut cabai dan sebangsanya lalu menggantinya dengan bunga-bunga mahal.

Sambil menyesap kopi, Suhar merenung, seandainya bisa memimpin lebih banyak orang, semua warga, menggantikan Baskoro. Bagaimana caranya?

Sebentuk lampu bohlam berpijar di dalam kepala. Dengan mantap jari tengah menggesek jempol. Suhar berseru, "Aha ...!!!"

Ia bisa menggunakan kekuatan uang sebagai modal meraih kekuasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun