Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Outlet Ini Mati karena Peneliti Pindah Instansi

19 November 2024   07:10 Diperbarui: 19 November 2024   17:01 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Outlet yang sepi lalu mati (dokumen pribadi)

Bagusnya, kini seleksi CPNS jauh lebih ketat. Kian berkurang rasio pegawai berdasarkan kekerabatan dibanding yang diterima melalui jalur seleksi.

Terutama pada tataran peneliti. Mereka cenderung dipilih mereka berdasarkan tes kualifikasi. Demikian pula teknisi dengan kemampuan memadai yang dibutuhkan peneliti sebagai asisten.

Kian kompleksnya bidang penelitian membutuhkan kian banyak peneliti, teknisi, dan staf administrasi. Seiring dengan penambahan pegawai, gedung-gedung dibangun. Makin banyak, mentereng, dan ditanam pada kebun-kebun percobaan.

Fenomena tersebut membuat seseorang berkata, "Pegawai pertanian sekarang lebih mahir menanam gedung daripada menanam jagung."

Ah, pernyataan sinis. Ia melihat persoalan pertanian kita dengan cara pandang sahaja. Tapi mungkin saja ia mencermati hasil. Mengamati bahwa program ketahanan dan kemandirian pangan tak pernah terjadi. Frasa negeri "tongkat kayu dan batu jadi tanaman")* serupa ilusi.

Lupakan ia bersama segala kegalauannya, yang bukan kegalonan. Kembali beromong-omong tentang gedung.

Dibangunnya gedung-gedung perkantoran baru demi menampung para peneliti, teknisi, pegawai administrasi, peralatan penelitian, laboratorium, dan rumah kaca. Diperlukan uang negara tidak sedikit untuk pengadaannya. Miliaran rupiah bahkan mungkin lebih bila diakumulasi.

Sekarang gedung-gedung megah nan mentereng menjadi sepi. Satu pegawai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, satu gedung luas bertingkat dua sekarang dihuni kurang dari 60 orang. Tadinya diisi ratusan pegawai. Jangan-jangan, satu pegawai bisa menempati dua tiga ruangan!

Jumlah penghuni merosot, lantaran mulai tahun 2021 sebagian besar peneliti dan teknisi dari komplek lembaga penelitian pertanian itu pindah ke BRIN. Sebagian kecil mungkin memilih tetap tinggal, dengan konsekuensi menjadi pegawai administrasi.

Bagaimana BRIN terbentuk dan peneliti harus bergabung dengannya? UU No 11 thn 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Perpres No 78 thn 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lebih bisa menerangkannya.

Konsekuensi perpindahan peneliti dan teknisi ke instansi berbeda adalah tidak optimalnya utilisai aset. Gedung-gedung besar dengan sedikit pegawai. Laboratorium dan peralatan mahal tidak terpakai. Rumah-rumah kaca yang kurang terurus. Mungkin masih ada lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun