Ke dalam mangkuk tersaji, saya memeras jeruk nipis dan menambah sedikit sambal. Mencicipi barang seujung sendok. Tepat seperti bayangan yang tertanam selama 20 tahun di kepala. Demi menambah selera, saya mengambil sate kerang dan paru masing-masing satu tusuk.
Isi cawan tidak langsung dihabiskan dengan cepat. Saya merasakan, menikmati, dan menghayati tiap suapan. Meskipun berbeda dengan soto gaya Lamongan di Setiabudi Jakarta, yang sangat kaya dengan rempah, Soto Semarang memiliki cita rasa khas gurih. Berkuah ringan dan menyegarkan jiwa raga.
Ya! Memang olahan berkuah khas kota Semarang ini menyegarkan dan memperbarui. Restaurare!
Semangkuk soto Semarang hanya ditebus dengan harga Rp11.000. Setusuk sate Rp4.000.Â
Gagal makan soto di Setiabudi, menyantap soto Semarang boleh banget.
"I'll be back" (Arnold Schwarzenegger, dalam film The Terminator tahun 1984).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H