Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cari Keuntungan dengan Memindahkan Barang, Semudah Itukah?

14 Oktober 2024   08:09 Diperbarui: 14 Oktober 2024   08:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memindahkan barang, Gambar oleh Andi Rafi dari Pixabay

Soal serupa sempat saya alami dengan situasi berbeda.

Lebih dari dua dekade lalu sempat berdagang sementara masih bekerja kantoran. Saya memindahkan tas wanita dari Kota Bogor ke Jakarta Selatan dan mengambil keuntungan darinya.

Hampir setiap akhir pekan pulang ke Kota Hujan, setelah lima hari bekerja di Ibu Kota. Hari Sabtu atau Minggu saya mendatangi salah satu pengrajin kecil di Katulampa, Kota Bogor. Tidak datang ke tokonya, tetapi ke tempat tas dibuat.

Kepadanya saya sampaikan bahwa saya kulakan. Tas didagangkan kembali agar mendapatkan keuntungan.

Sebelumnya, saya sudah mengeker peluang berdagang tas di Jakarta. Bukan dengan buka toko, misalnya di Pasar Baru, melainkan menjual ke tetangga dan teman kantor.

Saya memperoleh harga grosir dan keleluasaan menukar model dalam seminggu. Boleh kembali barang, asalkan tukar model lain.

Maka pada Minggu malam saya ke Jakarta membawa beragam tas terbungkus plastik. Masing-masing sudah ada label harga. Awalnya sedikit, 10-15 tas. Belakangan, mereka mememenuhi bagasi mobil van.

Pembelinya, ibu-ibu tetangga RT yang kemudian melebar ke lingkungan RW dan seterusnya. Sepenggal ruang tamu menjadi ruang pamer tas wanita.

Sebagian disusun di bagasi van dan dibawa ke kantor. Pada jam tertentu, pintu belakang terbuka ke atas menampilkan aneka tas. Pegawai di kantor saya dan kantor sebelah merubung sambil memilih.

Dalam proses penjualan ada saja suka dan dukanya. Suka, bila barang cepat laku. Sedih, jika beberapa tas dibawa kembali untuk ditukarkan ke pengrajin.

Belum lagi kalau ditawar habis-habisan oleh pembeli. Sesekali mengalah, saya memperhitungkan masih ada ruang untuk subsidi silang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun