Bukan berkuliah di universitas wirausaha terkemuka, melainkan mendapatkan ilmu berdagang ketika bekerja pada pedagang buah sudah berpengalaman. Setelah cukup ilmu dan modal, Yusuf membuka usaha kecil-kecilan.
Pagi itu obrolan sangat menarik. Maka, takada salahnya membagikannya kepada sidang pembaca Kompasiana, ditambah sedikit-sedikit pengalaman dan pengetahuan sederhana saya dalam bidang usaha (dulu pernah berdagang).
Langkah awal, menentukan konsep.Â
Mau berjualan buah atau mobil bekas? Berdagang atau bikin badan usaha rekanan Pemda? Pertanyaan di dalam kepala bisa berkembang, asalkan jangan kelamaan berpikir. Belanda keburu datang!
Ada dua elemen penting dalam penentuan tersebut: ia akan mendatangkan keuntungan dan Anda menguasai/memahami natur bisnisnya.
Kalau belum ada gagasan tentang bisnis akan dijalankan, bolehlah merenung tentang minat dan gairah, keterampilan dimiliki, kegiatan disuka atau tidak disuka, barang dibutuhkan tapi jarang tersedia di sekitar, dan seterusnya.
Kedua. Belajar kepada yang sudah berpengalaman dalam satu usaha tertentu yang diminati, kalau perlu ikut terjun dan bekerja kepadanya. Tujuannya, mendapatkan bekal ilmu dan kiat-kiat menjalankan usaha.
Ketiga adalah menyiapkan pembiayaan untuk menjalankannya. Bisa dari modal sendiri. Bisa juga dari love investor (keluarga, pasangan, pacar, dan seterusnya), angel investor (teman, kenalan, dan lainnya), serta sumber-sumber sah lainnya.
Keempat, melakukan riset terkait persaingan dan potensi pasar, memilih sumber pasokan tetap (supply guarantee) yang menyediakan ruang mendapatkan laba, mencari lokasi, menata tempat, menyediakan waktu khusus berusaha, mengurus perizinan, dan seterusnya sesuai skala usaha.
Kelima, fokus menjalankan usaha dan pengembangannya. Tak perlulah membandingkan skala dan keadaan usaha dimiliki dengan kerajaan bisnis Raffi Ahmad.
Keenam, ajek dan tidak berubah-ubah (konsisten) menjalankan usaha. Motivasi mencari penghasilan tidak gampang surut seiring dengan kesulitan mendera.