Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Seduh Kopimu, Sudahi Sedihmu

24 September 2024   06:08 Diperbarui: 24 September 2024   06:12 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Saya memesan dua potong tahu baru digoreng dan cabai rawit dan bertanya kepada penjual kopi, bagaimana ia menggagas sesuatu yang menurut saya puitis.

Apakah ia murid Ayah Tuah? Mendapatkan ilmu dari Itha Abimanyu? Tentu saja tidak. Saya percaya, penjual kopi dikirim oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan: jangan lama-lama bersedih!

Usai membayar kelapa muda utuh Rp6.000 dan tahu Rp2.000, saya berjalan pulang dengan badan tegak.

Pikiran lebih rileks menikmati ritme langkah kaki. Suara-suara motor, burung berterbangan maupun di kandang, serta desir angin mengalir damai melalui telinga ke dalam ruang di kepala. Senyum mengembang. Pasrah.

Kata Doris Day, "Que sera, sera." Whatever will be, will be-lah!


Sore hari saya iseng-iseng menyetrum (charging) baterai. Menekan tombol daya dan ...di layar muncul tulisan. Setelahnya, telepon pintar itu meminta nomor identifikasi pribadi (personal identification number/PIN). 

Horeeee.....!!! Telepon genggam siuman dari tidur panjangnya!

Setelah menunggu agar ia berpikir tenang, saya mulai mencopoti (unistall) beberapa aplikasi, semisal Instagram, X, Facebook, dan lainnya yang  sekiranya tidak penting-penting amat. Tujuannya, agar mereka tidak membebani pikirannya yang masih 3 RAM. Kasihan.

Kepala saya pun tidak nge-hang lagi.

Saya belajar satu hal, dalam keadaan banyak yang dipikirkan sehingga membuat galau dan sedih, jangan lama-lama memendam kesedihan. Rugi. Pun tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik pasrah dan berserah diri kepada Sang Maha Pembuat Rencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun