Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Langit Cerah Ceria, Senja Merah Jambu

7 September 2024   06:07 Diperbarui: 8 September 2024   18:20 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diri (dokumen pribadi)

Perasaan aneh muncul. Keadaan ganjil yang belum pernah dialami Salim, kecuali pada kehadiran cinta pertama pada seorang gadis yang menjadi istrinya.

Salim dan Hesty belum dikaruniai momongan, meski itu tidak dapat disebut terlalu terlambat. Barangkali saatnya belum tiba dan mereka tidak pernah mengkhawatirkannya. Belum terlalu menggelisahkan kehidupan harmonis mereka.

Istrinya adalah wanita rumah tangga biasa. Wanita yang berparas bagai mahasiswi tingkat satu atau dua itu mestinya sekarang berada di dapur, sedang menyiapkan hidangan untuk makan malam untuk berdua.

Dengan langkah tegap dan wajah cerah seperti biasa Salim tegas mengucapkan salam, memasuki rumah, menuju dapur, memeluk istrinya dari belakang, dan mengecupnya saat berhadapan. Pasangan mesra. Selalu mesra. Demikian mesra, maka pertengkaran-pertengkaran kecil pun serupa bumbu mi instan nan gurih bagi kehidupan rumah tangga mereka.

Sebuah bayangan berkelebat dalam benak. Salim menarik napas. Sejatinya, tidak terbersit pikiran untuk menutup-nutupi keadaan terkini di depan istri. Tidak ada niatan menyembunyikannya. Namun, keadaan membuatnya harus merahasiakannya.

Pertentangan batin inilah belakangan menyebabkan Salim gelisah. Salim menenangkan hati menjadi lautan teduh, yang sesungguhnya menyimpan badai pembentuk gelombang menghancurkan.

Oleh karena itu, beberapa pekan terakhir tiap-tiap hendak mematikan mesin mobil pada kepulangan dari kantor, ia menenangkan diri agar kegelisahan untuk sementara bersembunyi di dalam perut. Jangan disimpan di dada apalagi di benak. Itu akan mudah terbaca.

"Masak apa, Yang?"

"Chicken teriyaki kesukaanmu. Sayurnya, tumis kailan."

"Aku mandi dulu, ya.

Dua sejoli duduk berhadapan, saling memandang dengan bola-bola mata bintang, dan saling melempar senda gurau selama beberapa waktu. Setelah itu, mereka bekerja sama membereskan meja. Salim merapikan taplak, memasukkan kursi, menyapu lantai. Di dapur, Hesty mencuci peralatan makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun