Kelima, merupakan kepentingan pribadi. Selama ngopi atau makan di lapak, saya mendapatkan pengalaman-pengalaman menarik yang kemudian dituliskan di Kompasiana.
Secara tidak langsung, saya mendapatkan inspirasi menulis dengan nongkrong, mungkin lebih dari setengah jam, di penjual kopi atau penjaja makanan kelompok usaha mikro. Salah satu contoh, artikel ini... hehehe.
Beberapa kali saya mampir ke warung kecil setelah olahraga jalan kaki untuk minum kopi, membeli penganan, bahkan makan berat.
Bukan sebab belum ngopi atau sarapan, melainkan untuk tujuan-tujuan melariskan dagangan, memberikan masukan dan kritikan, menyemangati, menyugesti, dan menemukan inspirasi menulis.
Langkah kecil yang tidak memerlukan biaya besar. Cukup mengeluarkan uang Rp3.000 hingga Rp15 ribu.
Maka, tidak patut disebut local heroes, yang memberikan layanan sukarela dengan semangat kebersamaan tanpa berharap penghargaan. Bukan pula individu yang berkorban dan melakukan tindakan yang berpengaruh positif terhadap komunitas atau kehidupan orang lain.
Saya bukanlah local heroes. Kegiatan dilakukan hanya untuk melariskan dagangan dan memberi sugesti pengusaha skala mikro, selain ada kepentingan pribadi berupa pencarian inspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H