Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bukan Local Heroes, Hanya Melariskan dan Memberi Sugesti

16 Agustus 2024   10:08 Diperbarui: 16 Agustus 2024   10:11 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, sedikit banyak turut membantu memutarkan usaha. Di dalam harga kopi, penganan, dan nasi rames terdapat unsur modal, overhead (kendati mereka umumnya tidak menghitungnya), dan keuntungan.

Pada masa lampau saya pernah berada di posisi mereka. Sangat berharap barang dagangan terjual habis, minimal laku setengahnya. Bila habis, mendapatkan keuntungan menyenangkan. Jika laku separuhnya, penjual bisa ikut "makan."

Kedua, memberikan masukan-masukan kepada penjual. Saya sempat sekian lama menjalankan bisnis kuliner, dari ukuran kecil hingga restoran kapasitas duduk 250 orang.

Saya sampaikan pengalaman dan pengetahuan yang masih menempel di kepala kepada mereka. Tentang menjaga kualitas, "menciptakan ciri khas" (produk, pelayanan, tempat, dan lainnya) sebagai daya tarik, rasa makanan (saya memberikan kritik dan masukan bila masakan terasa kurang pas), dan sebagainya.

Ketiga, menularkan semangat berusaha. Tidak jarang penjual merasa resah akibat kenaikan harga-harga, sepi pembeli, dan penurunan daya beli.

Bahwa sebuah lapak sepi pembeli karena perpaduan beberapa hal. Meliputi rasa, harga, pilihan produk, hingga kondisi ekonomi.

Kecuali terkait keadaan ekonomi makro, saya memberikan saran perbaikan sesuai pengetahuan. Paling penting, memberikan dukungan doa dan semangat berusaha bahwa satu ketika dagangan laris.

Keempat, memberikan sugesti. Saya merasa ini agak berlebihan. Dalam beberapa kali kesempatan mampir di penjual kopi atau penjual penganan, saya memberi sugesti terutama pada penjual "baru" yang bukan kawakan.

Menyugesti mereka bahwa saya adalah pelaris (penglaris). Kepada mereka mengatakan, saya adalah pembawa keberuntungan. Setelah kedatangan ini, nantinya akan akan ada pembeli lain berdatangan.

Apakah sugesti itu bekerja atau tidak, saya belum pernah mengujinya. Namun, ini menjadi semacam "mantra" yang memberikan dorongan atau menggerakkan hati bahwa usaha penjualan akan mencapai hasil diinginkan.

Kadang saya mesti sok tau dan berbuat tak masuk di akal, demi memberikan dorongan semangat berusaha. Tidak lebih. Sekali lagi, saya pernah di posisi penjual yang membutuhkan keyakinan (kata orang pandai, mindset).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun