Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Es Krim Cincau Hijau, Minuman Favorit Kala Cuaca Membara

2 Agustus 2024   09:03 Diperbarui: 3 Agustus 2024   16:12 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Cincau (dokumen pribadi)

Dingin tak sedingin es batu. Manis. Lembut di mulut. Ada gurih-gurihnya sedikit. Samar.

Begitulah kesan yang saya dapatkan ketika menikmati es krim.

Kalau produk pabrikan, beragam pilihan rasa ditawarkan. Sedangkan es krim tradisional yang dijajakan berkeliling pilihannya terbatas.

Sepengetahuan saya, di Kota Bogor pernah beredar es puter/es dung-dung (Kompasianer Wiwin Zein menyebutnya es nong-nong), es mambo (bungkus plastik), es potong, es doger, es cincau. Lalu, apalagi ya?

***

Menyimpang sejenak. 

Waktu SD, lupa kelas berapa, saya berjualan es mambo. Mencari pembeli di pasar. Saya kira tempat bertemunya pedagang dan pembeli itu sangat strategis.

Es dan termos tahan dingin didapat dari tetangga. Produsen es mambo memberikan komisi atas jumlah es terjual. Berapa komisi dan harga es, saya benar-benar lupa.

Menjualkan es bukan karena kekurangan uang jajan, melainkan ada perasaan seru saja mampu menghasilkan uang.

Kembali ke topik.

***

Penjual es yang berkeliling permukiman sekarang berkurang. Sangat berkurang.

Belakangan memang hanya tampak pedagang keliling berjualan es krim cincau dan es doger. Cuma itu. Tidak terdengar lagi penjual es dung-dung dan es mambo di sekitar kompleks.

Ada penjual es loder. Menurut saya bukan sejenis es krim, tetapi bubur sumsum yang dibubuhi pecahan es batu.

Dulu, dalam sehari ada saja suara pedagang es di sekitar rumah. Sekarang tinggal penjual es doger dan es krim cincau. Es krim cincau merupakan kreasi kekinian dari es cincau gaya jadul

Perasan daun cincau yang kemudian menggumpal ditambahkan es krim, santan, dan gula merah cair (ada juga yang memakai simple syrup).

Terinformasi, tanaman cincau hijau (Cyclea barbata) tersebar di Indonesia.

Di halaman tumbuh satu pohon cincau hijau, tetapi saya sendiri belum pernah mengolahnya.

Tanaman Cincau (dokumen pribadi)
Tanaman Cincau (dokumen pribadi)

Ketika daun sudah cukup lebat, seseorang akan memetiknya. Cuma-Cuma. Ia adalah penjual es krim cincau yang berkeliling di permukiman.

Beberapa kali terlihat berhenti di halaman parkir masjid depan rumah. Ia beristirahat sejenak sebelum meneruskan menjajakan dagangannya.

Sesekali saya membeli es krim cincau. Beli ya, tidak gratis!

Bagi saya, es krim cincau menjadi pilihan kesukaan terutama di panasnya udara. Bukan mereguk minuman berpemanis dalam kemasan. Sekalipun dingin menggoda, rasa-rasanya tubuh bertambah haus usai meneguk minuman botolan itu.

Selain menyegarkan, menurut sebuah situs (sumber) ekstrak cincau hijau dipercaya bermanfaat bagi kesehatan:

  • Kandungan senyawa bioaktif dalam cincau akan mencegah kerusakan pada dinding lambung, akibat peningkatan asam lambung.
  • Sintesis tersebut juga menjaga kerja sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh terhindar dari infeksi dan penyakit.
  • Muatan serat dan sifat antioksidannya menjaga kadar gula darah.
  • Diduga, serat dan klorofil mampu mengatasi tingginya lemak jahat dalam darah. Mengurangi potensi terkena serangan jantung dan penyakit pembuluh darah (hipertensi, strok).
  • Meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut, ekstrak daun cincau dalam dosis tertentu mampu menyembuhkan diare.

Ternyata perasan daun cincau berperan menjaga kesehatan tubuh. Makanya orang-orang dulu mengatakan, minum cincau akan mendinginkan perut.

Saat cuaca siang panas njepret, pas banget menghirup es krim cincau yang menyegarkan, manis, dan lembut mengaliri kerongkongan kering. Samar-samar tercecap gurihnya santan encer.

Gumpalan cincau hijau demikian lunak seperti agar-agar ketika dipotong dengan sendok. Lembut, enak, dan meluncur mulus dari rongga mulut menuju perut.

Es krim cincau hijau bikin adem, sehat, trentem, ayem.

Bagaimana tidak ayem? Dengan Rp5.000 memperoleh segelas es krim cincau yang segar dan mengenyangkan. Di pedagang es keliling ya, bukan di restoran!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun