Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inisial T dalam Obrolan di Warung Kopi

31 Juli 2024   08:05 Diperbarui: 31 Juli 2024   08:07 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala BP2MI Benny Rhamdani (KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)

Benny Rhamdani telah membuat gaduh Indonesia. Ia melontarkan teka-teki yang membuat orang bertanya-tanya.

Pada satu ketika dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Ketua BP2MI itu menyebut inisial T sebagai pengendali bisnis judi online (judol) di Indonesia.

Mendengar penuturan Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia tersebut, Presiden Jokowi kaget! Kapolri kaget! Hadirin heboh, ikut kaget atau pura-pura kaget.

Indonesia pun gaduh atas isu diutarakan Benny. Publik bertanya-tanya, siapa sebenarnya inisial T yang dimaksud.

Terakhir, pada 29/7/2024 lalu, Bareskrim meminta klarifikasi. Mereka melemparkan 22 pertanyaan kepada politikus Partai Hanura itu.

Benny masih enggan membuka identitas sesungguhnya dari inisial T kepada publik. Katanya, semuanya sudah ada di tangan penyidik.

Pernyataan Benny ditolak mentah-mentah oleh Djuhandhani, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri. Pemeriksaan untuk klarifikasi belum menjawab jelas siapa sosok T. Benny belum mengungkapkannya ke penyidik.

Selengkapnya di artikel: Beda Keterangan Benny Rhamdani dan Bareskrim soal Sosok T Pengendali Judi "Online".

Petinggi negara kaget. Warga terlanjur bertanya-tanya, penasaran dengan inisial T. Pastinya ia bukan Mr T dari "The A Team".

Saya berharap, sosok T segera diungkap ke publik. Jangan sampai isu menggantung, lalu hilang bagai ditelan bumi. Segera tangkap bila inisial T memang pengendali bisnis judi online, meskipun konon ia tak tersentuh hukum Indonesia.

Berani tak? Semoga.

***

Ternyata obrolan tentang inisial T berkembang di warung kopi yang sekaligus menjual nasi rames.

Saya menikmati kopi seduh tidak diaduk sembari berbual-bual dengan pemilik warung. Berandai-andai jika mendapatkan proyek dari Prabowo-Gibran.

Kopi seduh tidak diaduk tinggal sedikit (dokumen pribadi)
Kopi seduh tidak diaduk tinggal sedikit (dokumen pribadi)

"Dengan Rp7.500, dapat makan apa?"

Setelah melihat langit terhalang dedaunan pohon jati emas, pemilik warung menjawab, "Bisa saja sih. Nasi, ayam goreng, orek tempe atau perkedel, tumis sayur, sambel."

"Bagus sekali," saya menanggapi.

"Tapi nasi kurang dari setengah porsi. Satu ekor ayam dipotong 20. Perkedel ukuran mini. Sayur beberapa gelintir. Sambel asal ada. Harga-harga sekarang, mana tahan!"

Matanya bercahaya, membayangkan memperoleh proyek pengadaan makan, eh sarapan, bergizi. Apalagi dapat pesanan 1.000 kotak.

Namun, kemudian redup mengingat adanya potongan-potongan di seputar proyek pemerintah, "Paling ke sini tinggal goceng!" (Goceng= lima ribu rupiah).

Ditambah, kemungkinan besar proyek jatuh ke mereka yang memiliki konektivitas ke penentu kebijakan. Misalnya, pengurus partai pemenang pemilu.

Ya apes dah nasib pengusaha mikro. Tak terkenal pula. Emang enak?

Sebuah mobil pickup membawa baja ringan bekas menepi. Pengemudinya menghampiri warung. Menunjuk telur dadar, rempeyek udang, tahu kuah santan, dan sambal.

Pemilik warung bertanya, apakah barang bawaannya dijual. Sopir yang sedang makan mengatakan, tidak.

Usai makan ia mengatakan, baja ringan bekas diperoleh dari langganannya. Rupa-rupanya ia sering disewa untuk angkut-angkut barang. Pelanggannya adalah pengrajin kitchen set.

Menurut pengakuannya, kerja sama telah terjalin lebih dari sepuluh tahun. Pelanggan akan memintanya untuk mengirim barang sudah jadi ke pemesan, atau mengambil bahan-bahan di toko material.

Selama itu tidak ada barang berkurang. Makanya pelanggan dengan senang hati memberikan baja ringan bekas kepadanya. Boleh ambil sesuka hati, tetapi ia membawa seperlunya.

Pria bertubuh kurus berwajah keras itu dalam bekerja menekankan agar:

  • Jujur.
  • Berlaku tekun.
  • Meminta secara baik-baik, daripada diam-diam mengambil barang.
  • Menjalankan amanah.
  • Mengutamakan T.

Hah? T pengendali bisnis judol di Indonesia? Apa hubungannya dengan worklife dan dunia usaha?

T bukan "inisial T" sebagaimana disebut oleh Benny Rhamdani, tetapi kependekan kata. Huruf T dimaksud merupakan singkatan dari "Trust", artinya kepercayaan.

Ternyata sopir pickup yang baik hati itu menasihatkan kepercayaan. Kepercayaan adalah hal yang utama, baik di dunia kerja maupun usaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun